Gimana enggak sebel, di tayangan berita itu, saya melihat para mahasiswa yang demo menentang kenaikan BBM, menyetop sebuah mobil yang didalamnya ada seorang anak kecil. Si anak nampak kebingungan dan ketakutan melihat ulah mahasiswa yang tiba-tiba menyetop dan mengerubungi mobil sambil teriak-teriak, menyiram air dan tindakan lainnya yang menurut saya enggak pantes dilakukan MAHASISWA di depan anak kecil.
Enggak kebayang gimana perasaan si anak melihat "kakak-kakak" nya yang beringas itu. Mudah-mudahan saja anak itu tidak trauma dan kenangan buruk itu tidak terbawa sampai ia dewasa.
Terus terang, saya betul-betul jengkel melihat ulah mahasiswa yang sok belain rakyat dengan melakukan aksi unjuk rasa yang brutal dan anarkis dan kerap memprovokasi aparat yang menjaga aksi demo mereka. Ngapain coba demo harus ngelemparin aparat pake batu, pake bom molotov, mencaci maki, merusak mobil orang. Nanti, kalau sudah kena pentung aparat, berubah jadi cengeng, misuh-misuh cari dukungan kesana kemari minta dibelain. Polisi lagi deh yang disalahin. Bukannya, mau belain polisi yang katanya terlalu berlebihan dalam menangani aksi demo mahasiswa. Tapi polisi juga manusia, kalau dilempari batu dan dilempari bom molotov sama mahasiswa, terus dia sendiri kena, mahasiswa mau enggak yah disalahin, dibilang melanggar hak asasi manusia.
Saya juga sebel sama kenaikan harga BBM, tapi saya lebih sebel kalau aksi unjuk rasa menentang kenaikan BBM apalagi mengatasnamakan penderitaan rakyat, disertai tindakan anarkis. Memangnya kalau udah demo dan rusuh, BBM bakal turun, rakyat miskin akan berkurang kesusahannya. Enggak guys! so please be smart. Mahasiswa harus introspeksi dan mencari alternatif lain untuk menunjukkan empatinya pada rakyat. Hari gini demo masih mau bentrok sama polisi? Enggak banget deh.
Tunjukkanlah mahasiswa itu seorang intelektual, yang mengadalkan otak bukan fisik. Coba uang demo itu kalian kumpulkan, beli sembako, dan dijual lagi ke masyarakat dengan harga lebih murah. Coba mahasiswa yang biasa kuliah pake mobil, tinggal aja mobilnya di rumah, sebagai tanda menentang kenaikan BBM atau uang bensinnya dikumpulin buat bantu rakyat miskin. Hayooo, bisa enggak?
Bikin kegiatan sosial, buka layanan kesehatan gratis kek, apalah pokoknya kegiatan yang positif dan lebih simpatik. Praktekkanlah ilmu yang didapat di bangku kuliah. Jangan teriak-teriak mau belain rakyat, tapi malah bikin susah rakyat. Memblokir jalan, merusak mobil orang. Kalo gitu, apa bedanya dong mahasiswa sama pemerintah. Maaf, saya betul-betul tidak simpati ....