Semalam saya sempat menyimak pidato Hillary Clinton yang ditayangkan stasiun televisi Metro TV. Melihat penampilan dan gayanya bicara, patut diakui Mrs Clinton adalah sosok perempuan yang cerdas dan politisi yang handal. Sepanjang pidato, bibirnya lancar terkendali menyampaikan berbagai hal yang ingin diungkapkannya pada hadirin. Ia bahkan bisa menyelipkan pernyataan-pernyataan yang membuat hadirin tertawa dan tidak sedetik pun ia terlihat 'mikir' sejenak apa kalimat selanjutnya yang akan ia sampaikan. Intinya, gayanya berpidato yang seperti sedang kampanye itu enak dilihat, enak didengar termasuk gerak tubuhnya, yang tidak cuma berdiri tegak sambil membaca naskah seperti kebanyakan pejabat pemerintah kita saat memberikan keterangan atau berpidato di atas mimbar, membuat orang tertarik dan betah menyimak 'omongan' Hillary.
Pidato Hillary semalam di Gedung Arsip Nasional memang membuat hati bangsa Indonesia berbunga-bunga, dengan segala pujian yang dilontarkan Hillary atas 'kemajuan' yang dicapai Indonesia. Tapi malam itu, beberapa kali saya tersenyum kecut (bisa juga dibilang sinis) mendengar pernyataan-pernyataan Hillary.
Misalnya saja ketika Hillary menyatakan komitmen AS untuk membantu pembangunan di Indonesia terutama fasilitas-fasilitas kesehatan dan sosial. Betapa pede nya Hilarry mengatakan itu, padahal pemerintah AS sendiri sekarang lagi pontang-panting menyelamatkan rakyatnya dari kemiskinan dan dari ketiadaan akses terhadap kesehatan dan jaminan sosial, akibat krisis keuangan yang melanda Negeri Paman Sam itu.
Begitu pula ketika Hillary menyinggung bahwa pemerintah Indonesia harus mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya. Secara gitu loh, saat ini, pemerintah AS sendiri tidak bisa menanggulangi PHK besar-besaran yang terjadi negerinya akibat krisis global.
Yang tak kalah mirisnya, saat Hillary ngomong panjang lebar tentang penegakkan demokrasi dan HAM. Padahal dia sendiri adalah salah satu pejabat AS yang mendukung invasi AS ke Irak. Buat Hillary, invasi negaranya ke sejumlah negara seperti Irak dan Afghanistan serta sikap keras kepala AS yang ingin menghentikan proyek nuklir Iran mungkin bentuk demokrasi ala Amerika yang sedang ia banggakan.
Mendengar pidato Hillary semalam, saya cuma bergumam "Amerika Serikat ternyata belum berubah". Pujian-pujian Hillary pada Indonesia terdengar manis tapi mengandung bisa. Saya cuma berharap, pemerintah Indonesia tidak terbuai dengan segala pujian itu dan bisa menunjukkan diri sebagai negara yang bermartabat dan mandiri.
Seandainya saya Hillary Clinton, saya akan berterus terang bahwa AS kini sedang dalam kesulitan besar, AS sedang mengalami kemunduran dalam berbagai lini kehidupan, AS salah telah melakukan agresi dan menimbulkan kekacauan di negara lain, dan AS dibawah pemimpin yang baru ingin bertobat, setobat-tobatnya ... karena sebagai pejabat negara yang katanya paling demokratis di dunia, saya harus jujur pada Anda semua, ya gak sih ...
Tapi sayang, saya bukan Hillary Clinton ....
^_^
ReplyDeletewe're getting Obama tomorrow here on Canada.
ReplyDeleteso they are starting world tour now ... let's see what Obama will say in your country ..:)
ReplyDeletenot much I am sure,
ReplyDelete:) yah ... maybe not much sis ...
ReplyDeletepolitik banget ya mba
ReplyDeleteIs your country starting to provide snipers and police military like my country did when Bush came? (lol)
ReplyDeleteSoal pidato yg g bikin ngantuk spt pjabat sini, mungkin di sana anak2 sekolah sejak tk dibiasakan maju ke depan kelas utk bcerita, jd ktika dewasa, mrk pidato jd sdh biasa n menarik
ReplyDeletethank God we don't build helipad as we did when Bush came here ...:)
ReplyDeletesepakat ... mungkin pelajaran bahasa indonesia di Indonesia musti menambah kurikulum bercerita di depan kelas selain mengarang di buku tulis ...:)
ReplyDeleteyah ... namanya juga politisi yel ...:)
ReplyDeleteLena, you're funny. (lol) Helipad? it's really a big thing asked by Mr. Bush
ReplyDeleteaku suka ibu ini!
ReplyDeleteSaya kok ketawa sendiri baca artikel ini. Lucu soalnya. Mosok ada orang ngaku ngga punya duit, lagi susah dan ngaku banyak salah lalu tobat di depan publik.... May Allah makes ur wish.... ;)
ReplyDeletekalo dirimu jadi Hillary Clinton...aku pasti susah ketemu kamyu mba.... ^_^
ReplyDeletehehehe ... amiin amiin ... mendingan jujur dan terus terang kan pak, daripada jual pepesan kosong, dikata orang Indonesia stupid kali yah ...:)
ReplyDeletehehehe .. lagian aku juga mungkin gak kenal rahma ...
ReplyDelete*kaburrrrrr ....ntra dijitak :)
ibu yang mana, yang nulis dan ingin jadi hillary (ibu lenah) ato hillarih nya?
ReplyDeletethis is lips diplomacy...
ReplyDeleteibu lena kayaknya sih ... iya kan ni ... hehehehe
ReplyDeleteSeandainya itu benar benar terjadi...
ReplyDeleteOmongannya apa yah...
ituh .. sudah saya tulis di paragraf paling bawah ... jadi pejabat negara harus jujur kan yah ...:)
ReplyDeletekl te' Lena jd Hillary... mmm, kembar punya tante politisi dong.. hehhee...
ReplyDeletebiasa kalau ada perlunya ngerayu dulu, perlu cadangan likuid, kan duit amrik bertebaran di sumur2 minyak kita.
ReplyDeletesaya tak percaya sama demokrasi..
ReplyDeleteyah klo mba len hillary, mana mau kenal sama akuh hehehe
ReplyDeleteah, gak enak deh jadi hillary, soalnya enggak kenal diana ...:)
ReplyDelete