Setelah Boikot, Lalu Apa?
*prolog
Dunia Islam saat ini kembali bergolak dengan aksi protes atas film "Innocent of Muslim" yang isinya melecehkan Rasulullah Saw. Film yang dibuat oleh sutradara amatir asal AS itu kembali menyulut amarah umat Islam di berbagai negara, sama seperti saat peristiwa kartun Nabi Muhammad yang dimuat sebuah surat kabar Denmark. Sayangnya, aksi protes atas penghinaan terhadap Rasulullah itu dilakukan dengan cara anarkis, merusak poperti milik rakyat sendiri. benarkah cara seperti itu untuk menunjukkan rasa cinta kita pada Rasulullah Muhammad Saw. Tulisan ini diunggah pada 20 Mei 2010, ketika terjadi peristiwa yang nyaris sama. Ulama besar Yusuf Al-Qaradawi memberikan pengarahan bagaimana "aksi protes" itu seharusnya dilakukan, elegan dan intelek.
-----
Setelah Boikot, Lalu Apa?
Sebagian dari kita, hari ini mungkin sedang "puasa" membuka
Facebook sebagai bentuk solidaritas atas seruan "Boikot Facebook"
setelah situs jejaring sosial itu memuat halaman group "Everybody Draw
Mohammed Day" (selanjutnya disingkat EDMD) yang berisi ajakan bagi siapa
saja pengguna Facebook di seluruh dunia untuk membuat gambar karikatur
Nabi Muhammad Saw.
Sejauh
ini, baru negara Pakistan yang secara resmi mengeluarkan instruksi agar
perusahaan yang menyediakan jasa internet di negara itu menutup akses
ke Facebook sebagai bentuk protes. Indonesia, menurut situs Gatra.com,
lewat Departemen Komunikasi dan Informatika akan melayangkan surat
keberatan resmi ke markas besar Facebook di AS, terkait halaman "EDMD".
Sementara sebagian masyarakat pengguna Facebook, khususnya yang
muslim, dengan sukarela melakukan boikot satu terhadap situs jejaring sosial Facebook.
Tapi
tak banyak yang tahu latar belakang munculnya halaman "EDMD" di
Facebook yang menuai boikot itu. Akun itu dibuat oleh seorang kartunis
perempuan asal Seattle, AS bernama Molly Morris. Morris mempublikasikan
lomba membuat karikatur Rasulullah itu sebagai ungkapan kekesalannya
atas sensor yang dilakukan pengelola jaringan televisi Comedy Central terhadap episode ke-21 film "South Park" , film animasi bergenre situasi komedi (sitkom).
Comedy
Central menyensor bagian di episode yang memvisualisasikan sosok Nabi
Muhammad dalam bentuk gambar yang dibuat oleh dua kartunis AS, Trey
Parker dan Matt Stone. Pihak Comedy Central mengklaim mendapat ancaman
dari kelompok-kelompok Islamis karena menampilkan gambar Nabi Muhammad
dalam film animasi itu, bahkan kedua kartunisnya mendapat ancaman akan
dibunuh.
Morris
menilai kelompok-kelompok Islam itu telah membatasi kebebasan
berkespresi dengan cara mengancam orang lain yang dianggap telah
menyinggung mereka dan Islam. Terlintaslah ide konyol itu, Morris
mempublikasikan halaman "EDMD" yang mengajak siapa saja untuk membuat
kartun Nabi Muhammad di Facebook, pada tanggal 10 April 2010 dan
berakhir hari ini, Kamis, 20 Mei 2010.
Itulah
latar belakang "Boikot Facebook" hari ini, meski pro dan kontra di
kalangan muslim sendiri bermunculan atas seruan aksi boikot itu. Saya
pribadi menghormati keputusan masing-masing orang. Di satu sisi, boikot
memang penting, meski saya sendiri tidak tahu akan sejauh apa dampak
"kapok" bagi para pelaku pelecehan Nabi atau buat Facebook sendiri,
mengingat penghinaan-penghinaan terhadap Rasulullah Saw. sudah sering
terjadi dan pelakunya tetap melenggang bebas, tanpa ada sanksi yang
menimbulkan efek jera.
Tapi
ada baiknya juga kita mengingat pernyataan Yusuf Al-Qaradawi, ulama
bertaraf internasional yang cukup disegani dunia Barat dan ketua
Persatuan Cendikiawan Muslim Internasional, ketika kartun-kartun
Rasulullah yang pernah diterbitkan koran Dennmark dipublikasikan kembali
dan menuai kemarahan umat Islam di dunia. Dalam sebuah acara di stasiun
televisi Al-Jazeera, beliau mengatakan, "Orang-orang itu sedang
memprovokasi kita supaya terjadi protes di mana-mana. Umat Islam berhak
untuk marah, tapi kami menyerukan agar umat Islam bertindak rasional,
bijak dan tetap tenang."
"Kita
harus bekerja sama dengan seluruh umat untuk menyeret mereka yang telah
menerbitkan kembali kartun Nabi Muhammad Saw ke pengadilan dan kita
harus bekerja keras untuk mendesak dikeluarkannya undang-undang yang
melarang tindakan pelecehan semacam itu, " tukas Syaikh al-Qaradawi yang
ketika itu mendukung boikot produk Denmark sebagai bentuk protes atas
penerbitan kartun itu.
Ironisnya,
sampai saat ini, upaya kaum Muslimin agar dibuat hukum internasional
yang melarang tindakan pelecehan terhadap agama dan simbol-simbol agama,
selalu gagal karena dijegal oleh negara-negara Barat, AS dan Eropa yang
selama ini mengklaim sebagai negara-negara maju yang demokratis dan
menghormati kebebasan beragama. Termasuk di Indonesia, masih ada
kelompok yang berusaha untuk mencabut undang-undang penodaan terhadap
agama.
Saya
meyakini, mereka yang ikut aksi boikot hari ini, bukan sekedar
tersinggung tapi juga karena wujud kecintaan dan penghormatan terhadap
manusia paling mulia, Rasulullah Muhammad Saw. Bisa jadi, muncunya ide
konyol "EDMD" adalah peringatan buat kita semua, yang mengaku muslim
tapi sudah banyak meninggalkan dan melupakan ajaran-ajaran yang
diturunkan Rasulullah Saw. Sebab itu, ada esensi yang paling penting
dari sekedar boikot yang cuma satu hari ini. Yaitu mengingat kembali
akhlak mulia beliau Saw, menghayati ajaran-ajaranya dan meneladaninya
dalam kehidupan sehari-hari.
Selama
ini, kita mengenal sosok Rasulullah dari kisah-kisah seputar dirinya,
sebagai sosok manusia istimewa, pemimpin umat, suami, ayah, kakek,
bahkan pengusaha yang sungguh berakhlak mulia. Tetapi, sudahkah kita
berusaha mengamalkan dan mencontoh sikap-sikapnya yang sangat terpuji,
sehingga kita tidak malu hati untuk mengatakan bahwa kita memang
mencintai Rasulullah Saw itulah sebabnya kita marah jika ada orang yang
menghina beliau.
Seburuk
apapun orang menghina Rasulullah Saw, citra Rasulullah Saw. tidak akan
hancur, karena kemuliaannya sudah terbukti dan tertulis dalam tinta
emas sejarah Islam dan kitab suci Al-Quran yang akan tetap terjaga
sampai akhir zaman.
"Sesungguhnya
pada Rasulullah terdapat suri teladan yang baik bagimu, bagi
orang-orang yang mengharapkan pertemuan dengan Allah dan hari akhirnya,
serta mengingat Allah sebanyak-banyaknya." (al-Ahzab: 21)
No comments:
Post a Comment