Thursday, October 1, 2009

Batik itu Norak !


Terimakasih buat Malaysia yang sudah mengklaim batik sebagai bagian dari budayanya, karena kalau tidak karena klaim ini, mungkin kesadaran kita untuk menjaga dan melindungi warisan budaya nasional tetap rendah, salah satunya batik.


Meski hari ini saya pake batik model rompi, dipadu kaos dan jean
s, saya tidak terlalu antusias dengan kampanye mengenakan batik pada hari ini, yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk merayakan keputusan UNESCO, yang katanya pada 2 Oktober 2009 ini secara resmi mengakui batik sebagai warisan budaya asal Indonesia.

Tidak antusias bukannya karena tidak peduli, karena jauh sebelum ada kampanye atau kewajiban memakai batik buat anak sekolah dan pegawai negeri setiap hari Jumat, saya memang sudah kadung cinta sama batik. Entahlah, sejak kecil saya selalu terpesona melihat motif-motif batik dan selalu takjub melihat perempuan-perempuan yang duduk membatik. Apalagi dengan jenis batik yang kainnya rada kumal atau motif batik yang warnanya cerah ceria.





Dulu, kalau saya pake batik. Selalu ada yang berkomentar, "Seneng banget sih pake batik", "Pake batik, kayak nenek-nenek", "Norak ah pake batik", padahal batik yang saya kenakan modelnya tergolong "trendi" (setidaknya menurut saya) bukan model baju batik yang suka dipake dalam acara resmi.

Seingat saya, baru beberapa tahun ini saja, batik mulai "booming" lagi. Justeru ketika "booming" batik, saya malah males pake batik lagi. Soalnya koq jadi pasaran yah, gak unik lagi, secara jadi banyak banget orang yang pake batik. hehehe. But still, i love batik. Cuma sekarang senengnya cari motif batik yang unik atau yang motifnya klasik sekalian. Sayangnya batik-batik yang bagus semisal batik tulis (sebenarnya inilah yang disebut batik sebagai kebudayaan asli, bukan batik pabrikan) harganya mahal.

Mudah-mudahan kampanye batik ini bukan sebuah kampanye yang cuma "fleeting enthusiasm" (anget-anget tahi ayam), karena mengutip pernyataan Farid Gaban, seorang jurnalis senior dalam sebuah milis yang mengatakan, "Memelihara batik adalah menghidupi para pembuatnya. Itu lebih penting dari slogan dan perayaan."

Alih-alih kampanye pake batik untuk menjaga warisan budaya nasional, sewaktu pelatikan anggota DPR kemarin, para wakil rakyat yang dilantik ternyata enggak ada yang pake batik, tapi pake jas semua. Paradoks.

6 comments:

  1. hahaha sama mba, dulu aku seneeeeng banget pake batik, bahkan bisnisku jualan batik huahahahhaa... sekarang jadi gak gitu semangat pake batik, abis banyak yang sama hahahaha

    cari model yang beda kudu jahit sendiri dehhhhh :))

    i looooove batik!!!

    ReplyDelete
  2. para wakil rakyat, lebih nyaman pake baju khas bangsa barat sana. padahal lebih ribet loh.

    ReplyDelete
  3. I looove batik too. Tapi ya hari ini juga biasa aja sih. Pake sih pake, tap yaaa gitu deh, B ajah :D

    ReplyDelete
  4. Luv batik too
    Hari ini terasa biasa aja karena biasa pake batik :D

    ReplyDelete
  5. cuma punya satu dan itupun andalan, corak klasik

    ReplyDelete
  6. Saya juga sdh suka dari dulu pakai batik sehingga koleksi ibuku sering jadi korban...kalau DPR dan lainnya nggak perlu di pikirin bisa bikin stress diri sendiri, habis ada anggaran beli jas dan kenapa orang bangga banget pakai jas padahal bikin gerah.

    ReplyDelete