Tuesday, February 7, 2012

Beasiswa


Aku terbangun oleh lagu "Travel Ocean", original soundtrack drama Korea "The First Coffee Prince" yang dinyanyikan Lee Sun Gyun. Sudah dua minggu ini, aku menggunakan lagu itu sebagai nada dering ponselku, menggantikan "Gaseum Ahpado" lagu tema drama Korea "Fashion '70's".

Dengan malas kubuka mataku. Tanganku meraba-raba mencari ponsel yang biasanya aku letakan di samping bantal. Kemana dia ... jangan-jangan jatuh ke lantai lagi karena tersenggol tanganku saat tidur. Suara nge-bass Lee Sun Gyun masih terdengar. Aku angkat sedikit kepalaku, mencari ke bawah bantal, aahh ... di sini kau rupanya, nyaris tertindih bantal yang bersarung bentuk kepala kuda, hewan favoritku.

Aku lihat sebuah nama di layar ponsel. Noura ... ada apa kau menelponku sepagi ini, desisku malas.

"Yaa ... ada apa Nour...?" tanyaku sambil memejamkan mata yang masih ngantuk berat.

"Dinaa .... sedang apa kau, lagi dimana ... apa kau sudah baca pengumuman .... namamu ada di sana .... kau lolos seleksi ... aku senang sekali, kau bisa mendapatkan beasiswa itu,  akhirnya .... jadi juga kau ke Korea .... selamat ya Din ... selamaaattt ..."  suara Noura di ujung telepon terdengar riuh. Begitulah gaya bicara sahabatku yang aku kenal sejak SMP dan terkenal bawel itu.

Dengan mata setengah terpejam aku meresponnya dengan gumaman yang hampir tak terdengar. Suaraku masih parau, efek baru bangun tidur.   "Hmmm ...  aku lagi di rumah Nour .... masih tidur ..."

"Apaaaa....? masih tidur? Bangun non, udah jam berapa nih .... kau tidak ingin melihat sendiri pengumumannya ... kau tidak senang dapet beasiswa yang kau impi-impikan ini?   Bukankah kau sudah belajar mati-matian untuk mendapatkannya ....  Bukankah kau sudah menunggu begitu lama buat mendapatkan kesempatan ini?  Oh ... No, Dinaaa, jangan bilang kau cuma iseng-iseng aja, dan akan membatalkannya ... Dinaa ... halooo .... halooo ...."

Suara Noura menceracau.  

"Iyaaa... iyaa .... nanti aku liat. Sekarang aku mau tidur dulu, ok?"  klik. Ponsel kumatikan dan kulempar ke atas kasur. Sementara di ujung telepon, Noura berteriak-teriak karena sambungan teleponnya dimatikan sepihak.  "Dinaaaa .... aku belum selesai ngomong ....!" teriaknya gemas.

Aku masih leyeh-leyeh di atas kasur. Kali ini mataku sudah terbuka penuh, menatap langit-langit kamar yang kutempeli bentuk bintang, bulan sabit dan planet, yang menyala jika lampu kamar dimatikan. Sebelum tidur, biasanya aku menatap tempelan-tempelan benda-benda langit itu, dan aku merasa sedang menatap langsung langit malam sebelum akhirnya mataku terpejam.

Sejenak pikiranku melayang. Malas sekali rasanya mengangkat badan dari atas kasur yang empuk. Tiba-tiba ada yang menyentak pikiranku. Aku langsung bangkit  dan terduduk menghilangkan rasa pusing karena bangkit dari tidur dengan tiba-tiba. Benarkah apa yang kudengar tadi? Kucubit tanganku untuk memastikan bahwa aku tidak bermimpi. Tidak, rasanya aku tidak bermimpi. Semoga ini kenyataan.

Aku mencari-cari ponsel yang aku lempar tadi. Kunyalakan layar LCD-nya, terlihat angka 09.30. Yaaa ampun sudah siang !  Aku buka daftar nomor telepon, kupencet nama "Mbak Ratih, KCCI", terdengar nada sambung .... tut .... tut ... tut ....

"Ya ... halo Dina, apa kabar?" seperti biasanya, suara keibuan Mbak Ratih dari KCCI.

"Hai Mbak ...  alhamdulillah baik ...ehmmm, mbak, mau konfirmasi aja, bener gak sih aku lolos seleksi beasiswa ke Korea yang ujian kemarin itu ..." tanyaku dengan nada berharap-harap cemas.

"Oh ,,, iya Din, baru aja saya mau telpon semua peserta ujian yang lolos seleksi.  Betul .... nama kamu ada tuh di daftar yang lulus. Selamat yahh ... cihui .... akhirnya bakal bisa menikmati musim dingin di Korea yah ..." jawab Mbak Ratih.

Aku masih tak percaya, "Beneran Mbak ...? Sumpah ...?" , tiba-tiba badanku menggigil.

"Iyaaa bener. Buka aja websitenya, sudah dipasang pengumumannya koq di situs kita ..."

Aku cuma terdiam, tak mampu berkata-kata, hingga kudengar kembali suara Mbak Ratih membuyarkan ketertegunanku.

"Dinaaa ... halooo, masih di sana?"

"Yaa, Mbak, aku masih di sini ..."

"Nah, kebetulan kamu telepon, mau ngasih tahu juga, nanti jam satu siang, semua peserta yang lolos dapat beasiswa mesti hadir ke KCCI yah, buat brifing dan pengarahan selanjutnya ... berarti kamu juga harus dateng. Selamaatt ya Dina, ditunggu lho traktirannya nanti siang ...."  terdengar tawa ceria Mbak Ratih.

"Siipp ... siipp Mbak, aku akan datang nanti siang," cuma kata itu yang mampu aku ungkapkan.

Ponsel kumatikan. Kesadaranku seakan pulih. Aku tidak mimpi. Ini kenyataan. Subhanallah ... terima kasih Allah ... telah Engkau kabulkan doa hamba. Kurasakan air mataku berembun. Seketika sebuah penggalan peristiwa masa lalu seakan kembali hadir dalam ingatanku. Sebuah episode dalam kehidupanku yang susah payah ingin aku lupakan.  Tapi berita tak terduga ini, membangkitkan kembali kenangan itu. Membuka kembali luka yang hampir sembuh.  Perasaanku jadi campur aduk, antara senang, terharu, sekaligus sedih dan nyeri di hati.  Setetes air mata jatuh.

"Noura ... apakah aku batalkan saja beasiswa ini .... haruskah aku pergi ke negeri itu, dan merasakan kembali rasa sakit itu? " desahku tak berdaya.

Aku turun dari tempat tidur. Menyambar handuk dengan ragu. Dengan langkah tak bersemangat, aku menuju kamar mandi. Hari ini, aku akan datang ke KCCI, aku masih bimbang apakah akan mengambil beasiswa itu atau melepaskannya.


*bersambung, kalo sempet ...

 

11 comments:

  1. Selamat...ikut seneng dengarnya semoga sukses untuk ke depannya.

    ReplyDelete
  2. waah kapan berangkat ke korea mba ^___^

    ReplyDelete
  3. ini yg komentar pasti gak baca isi jurnal hahahahha...

    gue doain lo lolos seleksi yaaaa.. :D *amin

    ReplyDelete
  4. salam buat cowok2 cantik korea ya mba :P

    ReplyDelete
  5. to all ... aamiin ... aamiin .... :) mudah2an nulisnya istiqomah bisa selesai sampe 16 atau 20 episode kayak Drama Korea .... :)

    ReplyDelete
  6. Mantap ;)
    Eh mbak kl ikutan yg pathwork mau donk dikabarin... Inginnn ikutan

    ReplyDelete
  7. siip mbak Ndaru, aku juga pengen ikutan ... tapi terima pesertanya dikit banget yah

    ReplyDelete
  8. aaaaa.. terusiinnnn.. aku mau juga beasiswanya... kmrn ngga lolos euy korea.. hiks!

    ReplyDelete
  9. Insya Allah mbak, terima kasih sudah menyempatkan baca ...

    ReplyDelete
  10. Insya Allah mbak ...
    Aku juga pengen banget bisa ke negara ini
    jangan putus asa ... mungkin lain kesempatan
    tetap semangat dan salam buat si kembar ...:)

    ReplyDelete