Sunday, July 22, 2012

[ Journey ] Iran, Sesuatu Banget Ya ...



15 Juli 2012, pukul 16.30 WIB, pesawat Air Asia yang membawa saya melewati penerbangan panjang mendarat dengan selamat di Bandara Soekarno Hatta. Perasaan saya campur baur antara gembira kembali ke tanah air dan bertemu lagi dengan keluarga, dan sedih karena saya harus meninggalkan negeri yang baru saja saya kunjungi, Negeri Persia.

Tak pernah saya sangka, kunjungan sembilan hari ke Iran, meninggalkan kenangan yang begitu membekas di hati saya. Mimpi terpendam ingin mengunjungi negeri yang indah dan unik itu, terwujud sudah dengan segala kemudahan yang diberikan Allah Swt lewat orang-orang yang "dikirim"Nya.  Terutama buat sahabat saya Mbak Dina Y. Sulaeman yang berperan penting dalam terwujudnya mimpi saya ini, Pak Ammar Fauzi yang telah memperjuangkan nama saya masuk ke delegasi Indonesia, dan teman-teman baru yang  saya jumpai selama di Iran.



salah satu sudut kota Tehran, Chamran Crossroad

Sampai saya menulis catatan ini, rasanya masih tak percaya saya pernah menjejakkan kaki ke negara yang sering disalahpahami sebagai negara Arab, padahal Iran secara geografis berada di daratan Asia Barat Daya. Apalagi saya tak perlu mengeluarkan uang untuk biaya perjalanan dan akomodasi selama di Iran, alias gratis (kecuali untuk pembuatan paspor, jajan, dan sekedar beli oleh-oleh-maaf ya yang gak kebagian ...)

Saya dan sekira 20 perempuan Indonesia lainnya datang ke Iran untuk menghadiri World Conference on Women and Islamic Awakening, yang digelar selama dua hari 11-12 Juli di Tehran Milad Tower Convention Center. Sekira 1.200 perempuan dari 84 negara hadir dalam konferensi itu.

Pengalaman tak terlupakan dari konferensi ini, buat saya, adalah melihat langsung sosok Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad (yang membuka konferensi) dan mendengarkan pidatonya yang penuh semangat. Tak saya sangka, ternyata banyak juga kaum perempuan dari seluruh dunia yang nge-fans sama Ahmadinejad. Baru masuk ruangan konferensi saja, semua hadirin langsung berdiri dan memberikan standing applause. Begitu pula saat Ahmadinejad mengakhiri pidatonya, tepuk tangan panjang bergema, sementara Ahmadinejad melambaikan tangannya ke arah seribu lebih peserta konferensi yang memadati ruang convention,  hadirin baru duduk saat sosok karismatik itu hilang dibalik tirai.


Tehran Milad Tower, menara tertinggi ke-7 di dunia

Kami semua, peserta konferensi, dianggap sebagai tamu negara, sehingga kami mendapatkan pelayanan yang ekstra nyaman (buat saya terlalu mewah malan), termasuk pengamanan dan pengawalan yang super ketat. Wah, ternyata di Iran, saya merasakan enak dan tak enaknya jadi tamu negara. Enaknya, semua biaya sampai jalan-jalan ditanggung. Enggak enaknya, tidak leluasa bergerak, bahkan belanja pun harus dikawal. Tapi sempet juga sih nyelinap diam-diam keluar hotel buat jalan-jalan, hehehe.

Sembilan hari di Iran (5-14 Juli ~ jalan-jalan yang diselingi konferensi ...) saya banyak mendapatkan pengalaman baru dan tentu saja sahabat baru dari berbagai negara dan dari kalangan perempuan Iran yang jadi panitia konferensi dan mendampingi kami selama di Iran. Iran dan orang-orangnya ternyata sangat unik dan sesuatu banget deh. Sekalinya ketemu orang baik, baikkkkk banget. Sekalinya ngeselin .... bikin sewot.   Tapi saya menghibur diri dengan berkata dalam hati "welcome to Iran", karena Mbak Dina, sebelum berangkat sudah wanti-wanti, kudu menyiapkan kesabaran kalau bertemu dengan orang Iran yang "ajaib".

Iran juga tidak se-horor yang sering digambarkan pemberitaan media massa. Saya malah lebih santai jalan-jalan di Iran, ketimbang waktu jalan-jalan di negara-negara Arab. Menurut saya, meski negara Islam yang menerapkan aturan Islam dengan ketat,  Iran dan denyut kehidupannya, tak jauh berbeda dengan di Indonesia.

Teman-teman yang sudah melihat foto-foto saya selama di Iran di Facebook, pasti bisa mendapatkan gambaran Iran itu seperti apa. Contohnya kaum perempuan Iran, ternyata sangat dinamis, tidak semua memakai cadur, bahkan sebagian besar mengenakan busana yang modern dan modis, dan berdandan ala kaum perempuan metropolis. Begitu pula kaum lelakinya, yang kebanyakan mengenakan kemeja dan jas. Iran jauh dari gambaran negara yang terbelakang karena diembargo dan dikenai sanksi oleh Barat. Dalam banyak hal, Iran ternyata lebih maju dari Indonesia.




Dari yang saya lihat, Iran nampaknya sedang giat-giatnya membangun. Terutama infrastruktur. Dan, ini yang bikin saya salut banget, tidak seperti negeri-negeri muslim lain, di Iran, enggak ada tuh resto waralaba Amerika seperti KFC, McDonald, Starbuck, dan sejenisnya. Untuk yang satu ini, patutlah Iran diacungi jempol atas konsistensinya melawan hegemoni Barat.

Selama di Iran, rasanya saya beruntung sekali bisa melihat kota Esfahan, yang pernah menjadi ibukota Iran dan sekarang mendapat sebutan sebagai kota budaya dan peradaban Iran, dan kota Qom yang merupakan kota pelajar di Iran. Di Qom, banyak mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu.

Iran, sedang musim panas dan merupakan musim liburan panjang. Meski suhu udaranya mencapai 40 derajat celcius, tapi di kawasan pegunungan di Tehran masih ada sisa-sisa salju. Sahabat saya Enes beruntung bisa merasakan sisa-sisa salju di Tehran, yang kotanya terletak di kaki pegunungan
Alborz.




Kalau pun ada kekurangannya, makanan Iran koq rasanya tidak terlalu cocok dengan lidah Indonesia saya. Makanan-makanan Iran kebanyakan berminyak dan menurut saya kurang berasa bumbu alias "datar-datar saja".  Orang-orang Iran juga cenderung lebih menyukai teh daripada kopi. Padahal saya seneng banget ngopi. Tapi ... sempet ngerasain coffee three in one sasetan produk Iran, ternyata ..... wuenakkk juga.

Sebenarnya, masih banyak pengalaman yang ingin saya ceritakan selama jadi tamu negara di Iran. Tapi bakal panjang banget. Kepengennya sih ditulis dalam bentuk buku (kadang suka kepengennya aja sih ... hehehehe), tapi kalau pun gak kesampaian jadi buku. Insya Allah akan saya sharing di sini.   

Buat temen-temen yang suka backpackeran atau senang berwisata, Iran sepertinya menjadi negara yang patut dikunjungi. Negaranya relatif aman dan welcome untuk orang asing. Apalagi sekarang Iran sedang giat mempromosikan wisatanya. Jadi, enggak perlu takut deh berwisata ke Iran.





ramah tamah dengan Dubes Indonesia untuk Iran, Bpk. Dian Wirangjurit


* Kangen Iran ... semoga suatu saat bisa kembali lagi ke Negeri Persia ini. Aamiin.

18 comments:

  1. Aamiin...inna baru tahu ada AA yg ke sana mbak.

    ReplyDelete
  2. 40 derajat. Talen?

    Aku udah baca buku Mbak Dina, seruuu... Hayu atuh talen bikin buku traveling juga :)

    ReplyDelete
  3. Inna dan Mbak Daru, aku juga baru tahu ada AA yang ke Iran. Kalau dari Jakarta mesti ke kuala lumpur dulu. belum ada yang langsung. AA punya penerbangan ke Iran karena katanya, orang-orang Iran ternyata lebih senang berkunjung ke Malaysia dibandingkan ke Indonesia.

    Yelli dan lainnya, terimakasih sudah mengaminkan

    ReplyDelete
  4. iyaa ... bahkan katanya pernah mencapai 50 derajat. soal buku, kasih tahu dunk gimana ngajukan proposal penerbitan buku, di Mizan bisa gak, dirimu kan banyak kenal orang Mizan ...:)

    ReplyDelete
  5. trims sofie ...
    aku lagi mupeng ke Semeru dan Rinjani ni, cuma koq yang bikin acara mepet banget sama lebaran ...:)

    ReplyDelete
  6. akhirnya launching juga ceritanya...

    senangnya ketemu sama ahmadinejad, kebayang rasanya. next dream ke mana mbalen???

    ReplyDelete
  7. siapa yang mau ke rinjani sama semeru mbk? mending abis lebaran aja mbak =D

    rinjani kudu cuti lama :|

    eh betewe yg ngadain acarane sopo mbak?

    ReplyDelete
  8. yang ke semeru piknik alam basenya di Malang (rekomen kah?), tanggal 22 (masih lebaran banget kan ) yang rinjani baru kepengen, kalo ada kasih info yah ...

    ReplyDelete
  9. kalo dream sih banyak, setelah ketemu temen di acara itu, jadi pengen ke Tajikistan dan Bosnia juga ...:)

    ReplyDelete
  10. Mba Len, udah deket banget tuh ke Turki....secara perbatasan gitu iran dan turki heheh
    ayo mba semangat dibukukan catpernya.... ;)

    ReplyDelete
  11. Iya .... ada temen yang di Iran tuh yang mau overland ke Turki ..... bikin mupeng ajah ...:)

    ReplyDelete
  12. Insya Allah Desi juga bisa ke Iran suatu saat ...

    ReplyDelete
  13. wah udah posting sejak tgl 22 ya..
    saya baru pagi tadi..hehe..
    btw, I did nothing dear.. yang memutuskan kan panitia (dg memperhatikan CV n paper..hehe)

    ReplyDelete
  14. iyaaa ... tapi pokoknya aku terima kasih deh ... mbak dina inget aku , jadi aku bisa nyampe ke Iran .... :)

    ReplyDelete