Thursday, September 3, 2009

Bencana dan Kualitas Puasa Kita

Baru kemarin rasanya kita bersuka cita menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Mungkin di benak banyak orang sudah tersusun banyak rencana di bulan suci ini. Tapi memasuki sepuluh hari kedua Ramadan, masa pengampunan, kita, disentakkan oleh getaran gempa yang membuat panik dan membuat orang berhamburan ke luar.

Pada saat itu, mungkin kita tidak ingat lagi apa yang harus kita bawa, bahkan mungkin siapa teman di sebelah kita, yang penting segera menyelamatkan diri. Dalam kepanikan, seketika kita mendengar teriakan menyebut asma Allah berbaur dengan jeritan ketakutan atau tangisan kalut. Seolah, itulah menit-menit yang menentukan kehidupan kita ..


Berapa lama guncangan gempa kemarin? tiga sampai lima menit? tapi kita bisa melihat efek gempa yang seketika melululantakkan gedung-gedung, merenggut nyawa, membuat orang trauma dan mungkin memupuskan banyak rencana yang sudah dirancang selama bulan suci ini.

Gempa kemarin memberikan banyak pelajaran rohani. Bahwa kematian selalu mengintai kapan saja dan dimana saja kita berada. Ketika kematian itu tiba, bekal yang kita bawa cuma amalan selama hidup di dunia. Bahwa, sangat mudah bagi Allah untuk memerintahkan alam raya ciptaanNya untuk memberikan peringatan pada manusia. Bahwa betapa kecilnya kita di hadapanNya mengingat kepanikan dan ketakutan yang kita rasakan.

Pelajaran itu membuat saya mengkaji kembali ibadah puasa yang
telah saya lewati selama 12 hari kemarin, sudah berkualitaskah ibadah puasa saya atau hanya mendapatkan lapar dan dahaga? Apakah menahan lapar dan dahaga itu juga berdampak pada peningkatan kesalehan-bukan cuma kesalehan ritual tapi juga kesalehan sosial-keimanan, ketakwaan serta usaha untuk lebih mendekatkan diri pada Allah Swt danmendapatkan ampunannya? Sehingga jika sewaktu-waktu terjadi bencana dan saya menjadi salah satu korbannya, saya sudah punya cukup bekal untuk mempertanggungjawabkan kehidupan saya. Tiba-tiba saja hati saya menjadi ciut memikirkannya.

Di sela keprihatinan melihat kondisi para korban gempa kemarin, terselip rasa syukur karena Allah Swt masih memberikan kesempatan saya untuk hidup dan memberikan peringatan yang sempurna ini. Semoga amal ibadah para korban gempa yang meninggal dunia diterima di sisi Allah dan mereka yang ditinggalkan tetap diberi ketabahan dan kesabaran. Semoga sisa ibadah puasa Ramadan yang akan masih kita jalani lebih berkualitas dan kita bersegera meraih ampunanNya. Amiin ...




“Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu, dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa”.
(Surah Ali ‘Imran: 133)."



*introspeksi dari pojok kantor,
13 Ramadan 1430 H/3 September 2009


8 comments:

  1. smoga di sisa waktu ramadhan ini kita masih bisa menambah kualitas diri dan ibadah ya mba len.

    amiin

    ReplyDelete
  2. Sungguh, peringatan yg teramat sempurna! Subhanallah!
    Maha Suci Allah...

    ReplyDelete
  3. yah ... mengubah dan membolak balikkan segalanya ...

    ReplyDelete
  4. @diana : amiin ya robb alamiin
    @ima, unique, bunda elly .... afwan, u r most welcome ...

    ReplyDelete
  5. selalu ada saja cara Allah mengingatkan hamba2Nya yg lemah ini ya..

    ReplyDelete