Tuesday, May 17, 2011

Ada Gempa? Mengapa Harus Gempar ... (Bagian 1)

Sepanjang dua hari kemarin beberapa stasiun televisi ramai membahas tentang "potensi gempa berskala 8,7 skala Richter mengguncang Jakarta".  Usut punya usut, ternyata berita gempa yang bikin "gempar" ini berawal dari status di Facebook Andi Arief--penasehat presiden untuk penanggulangan bencana alam--yang isinya kira-kira mengatakan bahwa kawasan Selat Sunda menyimpan potensi gempa hingga berskala 8,7 skala Richter, yang kemudian di-blow up-media sedemikian rupa hingga isunya berkembang bahwa Jakarta akan diguncang gempa berkekuatan 8,7 skala Richter, sehingga membuat banyak warga Jakarta panik.

Entah sudah berapa kali warga Jakarta dibuat panik dengan isu akan terjadinya gempa besar di ibukota, biasanya beredar lewat sms atau dunia maya. Padahal, kalau tidak mudah percaya dan lebih teliti membaca kabar itu, kita akan mudah menemukan kejanggalan. Misalnya, soal hari, tanggal bahkan waktu terjadinya gempa yang dicantumkan secara tepat, karena gempa adalah fenomena mendadak. Seismolog--ahli gempa--sekalipun tidak akan mengetahui secara tepat kapan atau di mana gempa akan terjadi. Teknologi gempa yang ada sekarang pun hanya mampu memprediksi terjadinya gempa. Tapi dimana, tanggal berapa, bulan apa, tahun berapa, hari apa dan jam berapa tepatnya gempa akan terjadi, semua itu adalah hak mutlak Allah Swt, Sang Pemilik alam semesta.

Seperti biasanya, tv-tv cuma mengedepankan "sensasi" beritanya saja, tanpa menyertakan informasi penunjang yang lebih dalam untuk menjelaskan pada masyarakat soal ancaman gempa, khususnya bagi warga Jakarta. Memang sih, pihak tv mengundang nara sumber ahli gempa, tapi kadang-kadang penjelasan yang diberikan para pakar gempa itu terpotong-potong oleh pertanyaan pembawa acara yang kelewat bawel dan sok pinter. Jadinya, masyarakat tidak mendapat informasi yang lengkap dan utuh. Yah maklum deh, pembawa acara berita/wawancara di tv-tv kita, masih banyak yang kualitasnya memang masih dibawah standar seorang jurnalis, suka motong-motong penjelasan nara sumber seenaknya.


Tiap Detik Terjadi Gempa




Balik lagi ke soal gempa. Kita mungkin sudah sering mendengar bahwa secara geografis, posisi Indonesia berada di kawasan Cincin Api (Ring of Fire). Cincin Api adalah sebutan bagi kawasan lingkaran gunung berapi di wilayah Samudera Pasifik.  Lingkaran gunung berapi itu membuat wilayah Samudera Pasifik sarat dengan aktivitas perut bumi yang masih memijar dan sangat panas. Khusus Indonesia, selain berada di kawasan Cincin Api, Indonesia juga diapit oleh tiga lempeng raksasa, yang apabila terjadi aktivitas di dalam perut bumi tadi, lempengan-lempengan ini bisa saling bertumbukan, sehingga terjadilah gempa.

Posisi yang demikian, membuat Indonesia menjadi salah satu negara yang rawan gempa. Menurut Dr. Wahyu Triyono--ahli gempa dari ITB--di Indonesia, setiap detik pasti terjadi gempa. Hanya saja kekuatannya kecil-kecil, tidak terasa oleh manusia dan hanya terdeteksi oleh alat pencatat gempa, seismograf.

Gempa memang tidak bisa dipastikan kapan terjadinya, tapi bisa diprediksi. Karena menurut Wahyu, sebagian besar gempa mengikuti pola siklus, bisa puluhan, ratusan atau ribuan tahun. Para ahli gempa di Indonesia sebenarnya sedang khawatir. Pasalnya, beberapa daerah di Indonesia kebanyakan sudah mencapai ujung siklus.

Berdasarkan penelitian, saat ini, daerah di Indonesia yang berpotensi mengalami gempa besar antara lain; perairan di sekitar Mentawai, Padang, Bengkulu, sedikit di Lampung, Sulawesi Utara dan Tenggara dan wilayah kepala burung Pulau Papua. Untuk pula Jawa, potensi ancama gempa masih ada, tapi tidak besar. (bersambung)


sumber: "Tsunami The Deadliest Wave"--Angkasa.


3 comments:

  1. wah, padang berpotensi kena gempa besar ya..:(

    ReplyDelete
  2. yah, buktinya mungkin gempa di Padang kemarin itu yah, yang cukup besar ...

    ReplyDelete
  3. iya, sebel sama pembawa berita yang sok tau, main potong penjelasan nara sumber..hhhmmm... akhirnya kita mendapat informasi yang gak utuh.. *sigh*

    ReplyDelete