Tuesday, December 23, 2008

[Pajak] Pilihan Terburuk

dengan setengah hati, dengan sangat amat terpaksa akhirnya mengizinkan bagian pajak mengurus npwp saya. persoalannya, bukan karena gaji saya bakal dipotong untuk membayar pajak itu tapi sebagai warga negara saya merasa tidak pernah mendapatkan transparansi tentang penggunaan pajak-pajak yang dipungut pemerintah dari rakyatnya. Berapa jumlahnya setiap tahun, alokasinya untuk apa saja, berapa besar kebocorannya dan siapa yang harus bertanggung jawab atas kebocoran uang rakyat itu.

sebelumnya, manajemen memang sudah melakukan sosialisasi tentang 'penting'nya npwp, sosialisasi yang menjadi perdebatan panas dan seru. sampe tercetus pernyataan dari seorang teman bahwa pungutan pajak di Indonesia cenderung sebagai bentuk pemerasan negara pada rakyatnya. karena faktanya, mayoritas rakyat tidak menikmati banyak manfaat dari pajak-pajak yang dibayarkannya. padahal kalo dipikir-pikir, orang paling miskin di Indonesia pun bayar pajak. ketika orang miskin itu beli sabun mandi, odol dan banyak kebutuhan primer lainnya, harga yang dibayarkan sudah termasuk hitungan pajak.

realitas di lapangan, orang dapetin minyak tanah dan gas aja susah, pendidikan masih seadanya dan kalaupun bagus mahalnya minta ampun, banyak sekolah yang rusak berat dan fasilitasnya minim, layanan transportasi masih buruk, pengangguran tidak memiliki jaminan sosial, sekalinya ada jaminan kesehatan buat orang miskin, pelayanannya juga enggak maksimal. yang bikin miris, pejabat negara dan wakil rakyat yang digaji tinggi dengan uang rakyat, malah korupsi.

seorang pekerja seperti saya, meski rajin bayar pajak, apakah ketika suatu saat nanti terkena PHK pemerintah mau memberikan jaminan sosial? semacam social security yang diterapkan negara-negara maju, yang dananya diambil dari pungutan pajak rakyat. apakah dengan mengajukan pencabutan npwp tanggung jawab pemerintah sudah selesai terhadap mereka yang tiba-tiba jadi pengangguran dan tidak perlu lagi bayar pajak.

kalaupun saya akhirnya mau mengurus npwp, terus terang, itu bukan karena saya merasa sebagai orang bijak yang perlu membayar pajak atau takut dibilang "apa kata dunia?" tapi karena keterpaksaan dan ketidakberdayaan. pasalnya, seorang pekerja yang tidak bayar npwp bakal dikenakan denda hingga 20 persen! daripada bayar denda segitu gede dan uangnya juga enggak jelas bakal kemana, pilihan terburuk adalah daftar npwp, meski uang pajak itu juga enggak jelas buat dipake apa aja. i am sick of it.

16 comments:

  1. Akuw ngurus NPWP demi bebas fiskal! Bukan karena aku orang bijak...

    ReplyDelete
  2. yah, aku juga "apa boleh buat", bukan "apa kata dunia?". :D

    ReplyDelete
  3. Pas sma,kyknya slh satu pengertian pajak emang 'pemaksaan'.cmiiw

    ReplyDelete
  4. emang masih rugi bayar pajak di indo mah.....soalnya masih banyak korupnya daripada buat pembangunannya

    ReplyDelete
  5. Iya nih, di rumah lagi kehabisan elpiji *gak nyambung dot com*

    ReplyDelete
  6. jadi orang bijak bukan taat pajak kan mbak?:D

    ReplyDelete
  7. untuk pengangguran gimana mbak, gak punya NPWP gak apa-apa ya?

    ReplyDelete
  8. gpp ... seharusnya tuntut social security, kalo pemerintah gak bisa menyediakan lapangan kerja ....:)

    ReplyDelete
  9. Jadi....klu anggota DPR mau beli laptop & mesin cuci baru, renovasi toilet & pagar rm dinas milyar2an (pdhl gak penting buanget) trus jln2 ke LN, sah2 aja kita treakin ya, kan itu semua pake uang pajak yg kita bayar...

    ReplyDelete
  10. huhuhu... udah setahunan punya NPWP.. ga tau dipake apaan.. mendingan di tabung di koperasi deeehhhh....

    ReplyDelete
  11. Saya juga heran untuk apa, jangan2 departement pajak mau ikutan Dep Ham atau lainnya ada kesejahteraan buat para mantan pegawai mereka yg akhirnya di korupsi.
    Kalau di pakainya jelas mungkin orang akan sukarela membayarnya spt diluar negeri sekolah negeri gratis dan apabila orang di phk dapat tunjangan pokonya jadi terjamin masa depan mereka dengan adanya pajak tersebut.

    ReplyDelete
  12. rakyat enggak pernah tahu pendapatan pajak negara kita sebenernya berapa, karena masih minjem uang dari luar negeri, dan pinjaman luar negeri juga banyak yang bocor ....

    ReplyDelete
  13. Bocor melulu ya Len, kayaknya salah manajemen negara tercinta kita, kreatip banget pada bikin lubang sana dan sini biar bisa bocor, anehnya semua nggak sadar bahwa itu merugikan negara.

    Sambil menghayal dan berdoa kira2 kapan tidak bocor2 lagi.

    ReplyDelete