Monday, April 13, 2009

[catatan pemilu] Partai Islam, Partainya Siapa?


buat saya, pemilu legislatif kemarin, banyak meninggalkan cerita-cerita lucu. mengikuti saran agar surat suara tidak disalahgunakan dan menghormati panitia pemilu yang sudah membuat undangan, hari Kamis, 9 April 2009, jam 11.00 saya melangkahkan kaki ke TPS nomor 25 yang terletak lumayan jauh dari rumah saya. TPS nya sederhana banget, cuma ada beberapa kursi plastik, dinaungi tenda ala kadarnya, begitu juga empat bilik suara yang ada TPS itu.


Suasana di TPS sudah sepi ketika saya datang. Begitu menyerahkan surat undangan, kurang dari lima menit nama saya dipanggil untuk masuk ke bilik suara nomor 4. Di dalam bilik suara ada meja persegi, plus tali yang menjuntai buat ngiket spidol buat nyontreng. Sempet nyari spidolnya yang lepas ke kolong meja. Belum sempat membuka tiga surat suara, saya mendengar di bilik kiri kanan saya juga ada orang masuk. Dari sisi kanan, saya mendengar suara dengan logat betawi yang kental "Kertasnya lebar amat dah ah !", terus terdengar suara kresek-kresek kertas. Dari sisi kiri, saya dengar suara perempuan "Er, ikutin gua yah ...". Kayaknya si perempuan itu memberitahu orang di bilik suara sebelahnya.

Saya tidak bisa menahan tawa mendengar suara-suara di kiri kanan saya. Saya ajah ngerasa ribet membentangkan kertas suara dan melipatnya kembali, apalagi orang-orang di kampung saya yang kebanyakan masih betawi-betawi asli dengan tingkat pendidikan yang masih rendah. Saya tersentak ketika dari luar bilik saya ada suara "lama banget yakh ni orang". Saya buru-buru melipat kertas suara yang tercontreng (sah tidaknya, biar Tuhan saja yang tahu ...), keluar bilik dan memasukkan kertas suara ke kotak-kotak aluminium yang dijejerkan. Terus pulang. Mencet-mencet remote tv sampe bete, karena hampir semua televisi menyiarkan acara yang sama, plus sebel karena mencelupkan jari kanan ke tinta, jadi susah makan pake empat jari.

tiga hari setelah pemilu ...

tiga partai sekuler nasionalis menjadi tiga besar partai yang meraih suara terbesar dalam pemilu legislatif. tak ada satu pun partai Islam yang meraih perolehan suara yang membanggakan, bahkan perolehan suara partai-partai Islam cenderung menurun dibandingkan pemilu tahun 2004 lalu. pendek kata, partai Islam keok dalam pemilu di negara yang mayoritas penduduknya Muslim. buat saya, penurunan perolehan suara partai-partai Islam adalah sebuah ironi sekaligus mengundang tanya, ada apa dengan mereka?

para politisi partai Islam boleh saja mengungkapkan berbagai teori dan alasan mengapa mereka keok. tapi buat saya, partai Islam selalu kalah bahkan perolehan suaranya menurun adalah suatu pertanda bahwa mereka belum bisa meyakinkan umat Islam di negeri ini untuk memilih partai berbasis Islam. Kenapa bisa begitu? karena partai-partai Islam tidak mampu menunjukkan eksistensinya sebagai partai milik umat dan membela kepentingan umat.

bagaimana bisa percaya, jika hampir dua kali pemilu sejak masa reformasi tahun 1998, masih ada para muslimah yang bekerja di rumah-rumah sakit terpaksa buka tutup jilbab karena pihak rumah sakit melarang perawat atau pegawainya berjilbab (kemana ajah para politisi Muslim itu !). bagaimana bisa percaya, jika para koruptor yang tertangkap KPK adalah orang-orang Muslim yang mengenakan peci dan baju koko.bagaimana bisa percaya, jika partai Islam ternyata cenderung berkoalisi dengan partai sekuler daripada menggalang kekuatan bersama dalam pemilu demi masa depan umat Islam yang lebih baik, gimana bisa percaya, hanya karena urusan internal, sebuah partai Islam terpecah-pecah bahkan saling bersengketa. gimana mau percaya, jika tak satupun partai Islam yang menyatakan akan konsisten menegakkan  syariah Islam.

pemilih Muslim Indonesia makin cerdas. mereka bisa berkata "Islam yes. Partai Islam, entar dulu ..."  musti dipilih dan dipilah mana partai Islam yang benar-benar menghidupkan Islam dan mana partai Islam yang hidup dari Islam. suka tidak suka, partai-partai Islam sekarang, setidaknya sepenglihatan saya, masih sebatas kumpulan orang-orang yang masih mengedepankan kepentingan kelompoknya masing-masing diatas kepentingan umat Islam secara keseluruhan.partai Islam yang mengklaim sebagai partai milik umat, masih sebatas retorika tak bermakna.

*mudah-mudahan pemilu mendatang partainya lebih sedikit, lebih simple, efektif dan efisien ...  dan ada sosok pemimpin Muslim seperti Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Hassan Nasrallah , atau sapalah yang penting tawadu, cerdas, sederhana, tegas dan pemberani, sehingga saya enggak perlu golput lagih

gambar dari sini

17 comments:

  1. mba ribet ya? kemaren aku g tuh, cukup buka dikit, lirik sebelah kanan, trus contreng kanan atas..atassss.....buanget.... di luar garis... wakakakka....

    ReplyDelete
  2. di tps ciganjur, tempat kakakku nyontreng, pas dibuka, malah ada tulisan " emang gue pikirin... eeet.....dahh....!!! " pasti betawi juga tuh.. hehehe

    ReplyDelete
  3. hahahaha .... dah hopeless banget tuh kayaknya yang nyontreng ...

    ReplyDelete
  4. kenapa partai islam "kecil"? itu karena kita sendiri yang memecah-belah sendiri. coba kalau di bawah naungan satu partai (seperti zaman orba), tentu kekuatannya akan berlipat-ganda. :D

    ReplyDelete
  5. yah karena mereka masih mengedepankan ke-aku-annya ... jadi susah kalau diajak menggalang kekuatan bersama ... :)

    ReplyDelete
  6. Aku hanya pilih DPR pusat: Partai Republikan. DPRD aku golput. Males banget contreng, habis ribet

    ReplyDelete
  7. lah jadinyah ikutan nyontreng toh mba len? set dah ah hihihi betawi mode on

    ReplyDelete
  8. nyontreng dong, semua partai islam dicontreng biar adil ... hihihihi

    ReplyDelete
  9. pantesan lama didalem biliknya hihihi

    ReplyDelete
  10. Maklumlah msh bnyk Muslimin yg msh senang mmbangga2kan kelompok n idolanyanya n ngajak2 orang masuk kelompoknya, lalu mereka sibuk ngeledek kelompok lain dengan segala tuduhan bidah n segala prasangka
    ***
    harusnya muslimin sibuk senang ngajak2 non muslim masuk islam
    harusnya sibuk n senang ngajak2 orang belajar Quran n Hadits minimal sibuk ngajak anak2 tetangga pinter dasar2 ilmu Quran n hadits

    harusnya
    saksikan aku orang islam (ayo masuk Islam)

    bukan "ayo masuk kelompok ane"

    ReplyDelete
  11. nah yang ini boleh deh ... seharusnya partai-partai islam kan bisa jadi teladan yah ...

    ReplyDelete
  12. wah jadi kemaren nyontrengnya pura-pura donk mbak?

    hehe...

    ReplyDelete
  13. hmmmm ... nyontreng beneran koq dibilang pura-pura sih dam ... :)

    *btw, di pakistan partai mana yang menang ...

    ReplyDelete
  14. loh Lena ikutan nyontreng juga akhirnya?:D
    saya juga sempat panik melihat kertasnya lebar...mana ketua TPS nya ga sabaran..
    kasian deh.. Partai2 Islam pada jeblok.. harusnya instrospeksi diri mrk..

    ReplyDelete
  15. ya gitu deh mbak din, cuma agar surat suaranya enggak disalahgunakan, sah atau enggaknya pencontrengan urusan belakangan ...:)

    ReplyDelete
  16. disini PKS yg menang... :)

    Kan ada juga tuh mbak yang Nyontreng tapi nyentangnya tiga kali dalam tiga partai yang berbeda, lantas apa bedanya ama golput.. hehe..

    ReplyDelete