
aku iri padamu ...
yang berhati cantik meski wajahmu tak cantik
aku iri padamu ...
yang tawadhu, meski engkau punya segudang ilmu
aku iri padamu ...
yang begitu sederhana, padahal engkau kaya harta
aku iri padamu ...
yang berperilaku sesuai hijab dan perkataanmu
aku iri padamu ...
yang selalu bergegas salat begitu adzan berkumandang
aku iri padamu ...
yang selalu menyempatkan diri membaca Al-Quran setiap hari
bahkan menghafalnya
aku iri padamu ...
yang konsisten menjalankan ibadah-ibadah sunnah
aku iri padamu ...
yang masih bisa tersenyum meski engkau dizalimi
aku iri padamu ...
yang masih mampu bertutur lembut pada orang yang membecimu
aku iri padamu ...
yang selalu ringan bersedekah
aku iri padamu ...
yang tak pernah lelah melangkahkan kaki majlis ilmu
aku iri padamu ...
yang tak pernah mencela orang yang beda keyakinan denganmu
aku iri padamu ...
yang senantiasa terjaga disepertiga malam untuk bertahajud padaNya
aku iri padamu ...
yang wajahnya memancarkan cahaya surga
aku iri padamu ...
karena aku bisa merasakan aura surgawimu
Tuhan ...
jadikan rasa iri ini sebagai pemicu semangatku
untuk seperti dirinya ...



) . Dulu, waktu SMP, saya punya guru bahasa Indonesia yang "keras" banget. Pemakaian bahasa harus benar dan yang sudah disempurnakan sampai ke titik koma. Hapalan gaya bahasa, tata bahasa, ejaan mesti ngelotok kalau gak mau dapet "mawar merah" di rapor. Jaman dulu kan pelajaran bahasa Indonesia di rapor gak boleh merah, kalo merah bakal gak naek kelas, meski mata pelajaran lain angkanya item.
"

. Well, mungkin begitulah jalannya cerita kehidupan. Banyak kejutan, kebetulan dan keberuntungan dengan segala suka dukanya. Terimakasih Allah Swt buat semuanya ... dan sekarang lagi rajin memprovokasi faish supaya seneng nulis 
