Tuesday, April 27, 2010

Apa Sih Bedanya Koruptor dengan Tukang Copet ....

“Yang paling besar dosanya yang korupsi! Yang makan uang rakyat! Yang biarin rakyatnya melarat! Yang biarin rakyatnya jadi tukang copet!” kata Samsul, salah satu tokoh dalam film Alangkah Lucunya (Negeri Ini).

Samsul benar, seorang koruptor bisa jadi lebih besar dosanya dari seorang pencopet bahkan pelacur sekalipun. Karena orang yang korupsi, biasanya bukan karena kelaparan atau susah mencari kerja, tapi karena keserakahan, ingin kaya dengan cara instan.

Karena dosanya lebih besar dari pencopet, logikanya, seorang koruptor adalah penjahat yang lebih jahat dan harus diperlakukan lebih hina dari seorang pencopet. Tapi kadang logika tidak sejalan dengan realita, paling tidak realita yang terjadi di negara kita dimana logika kerap dijungkirbalikkan.

Kalau pencopet disiksa atau para pelacur dikejar-kejar seperti pesakitan. Koruptor yang dosanya lebih besar diperlakukan dengan hormat, dijemput bahkan dijaga oleh aparat. Kalau tukang copet dijebloskan ke penjara yang kumuh, berbaur dengan penjahat kriminal lainya, seperti pembunuh, pemerkosa dll. Koruptor dibuatkan kompleks sel khusus yang lebih bersih dan manusiawi.

Suka tidak suka, kita melihat adanya diskriminasi antara koruptor dan penjahat sekelas tukang copet. Padahal apa sih bedanya koruptor dengan tukang copet atau maling ayam misalnya. Kenapa pula harus disediakan sel khusus buat koruptor, kenapa tidak dibiarkan saja para penjahat berdasi itu satu sel dengan pelaku kriminal lainnya? Biar para koruptor itu juga merasakan bagaimana rasanya jadi "penjahat" dan jadi orang miskin yang tak beruntung.

Alangkah (makin tidak) Lucunya (negeri ini) ....

 
 

6 comments:

  1. inilah bukti hukum yang tidak adil dan bukti nyata kalo hukum manusia itu memihak. oleh sebab itu kita harus menggunakan hukum Alloh yang benar2 Adil.

    ReplyDelete
  2. se7. dalam hukum Islam, koruptor kira-kira hukumannya apa yah ... dipotong kaki atau tangan atau dihukum rajam ?

    ReplyDelete
  3. di dalam islam sudah jelas, bahwasannya hukum potong tanganlah bagi yang mencuri. tapi semuanya sesuai kadarnya, jadi ada perbedaan antara pencuri ayam dengan koruptor. karena kadar yang mereka curi juga berbeda, mungkin kalo yang mencuri ayam hanya di potong jemari tangan kanan saja, sedangkan koruptor tangan kanan sampai siku di potongnya. ( maklum belum pernah menyaksikan bagaimana tatacara hukum potong tangan) tapi di dalam hadist dan shirah sih seperti itu, jadi potong tangan itu gsemuanya di potong tangannya. mungkin ini pandangan masyarakat umumnya, kalo potong tangan itu maen tebas aja,padahal tidak. juga dengan hukum potong tangan, akan sedikit menghapus dosa2 si pencuri dan mengurangi hukuman di akhirat.
    beda dengan hukuman penjara yang tidak mengakibatkan efek jera, malahan malah membuat para penjahat jadi pinter.
    awalnya hanya mencuri ayam, pas keluar penjara naik jabatan jadi pencuri motor. karena di dalam penjara bukannya tobat malah kuliah cara mencuri motor dalam waktu 2menit. wakk,,wakk,,wakkk...
    dan buktinya banyak seperti itu, tapi kalo dengan potong tangan,akan membuat efek jera.
    di dalam shirah, selama 13abad Islam memimpin dunia, hanya 200 kasus potong tangan. coba bandingkan dengan hukum sekarang, sudah berapa Juta triliyun kasus selama indonesia merdeka !


    kalo rajam mah buat orang ang jinah atuh,,

    ReplyDelete
  4. ini ibarat pertanyaan, apa beda pembunuh dengan seorang patriot? pembunuh itu penjara tempatnya. tapi patriot (yang notabene bisa membunuh ribuan manusia), bisa di istana. :)

    ReplyDelete
  5. soalnya, kalo cuma potong tangan buat koruptor, sepertinya terlalu ringan ...:)

    ReplyDelete
  6. sebenernya lebih kejam lagi karena sistem ini masih sistem buatan manusia,,

    ada yang polling hukuman para koruptor tu hukuman mati n pollingnya paling banyak pro ktimbang kontra.

    ReplyDelete