Monday, April 12, 2010

"My Name is Kan, and I am not A Corruptor"

Ntar dulu, sebelum saya ngomongin soal "My Name is Kan, and I am not a Corruptor", saya mau cerita yang lain dulu.

setelah tertunda-tunda, akhirnya kesampean juga menyaksikan duet akting Kajol dan Shah Rukh Khan, dua bintang Bollywood, dalam film My Name is Khan. keduanya pernah beradu akting di dua film yang cukup dikenal publik indonesia, Kuch Kuch Hota Hai dan Kabi Khusi Kabi Gam dan saya termasuk yang seneng nonton dua film india itu.


secara keseluruhan film My Name is Khan menurut saya bagus. meski film ini kalau kata saya sih merugikan, karena udah disuruh bayar, nontonnya mesti nangis lagi, walhasil keluar bioskop muka jadi sembab.

isu terorisme diangkat dalam tema cerita yang ringan dan seperti tipikal film drama India, My Name is Khan berhasil mengaduk-aduk emosi penontonnya, antara lucu, sedih, dan kasihan. ceritanya mengalir, tidak datar tapi nyaris tanpa ada ketegangan. tak ada klimaksnya. ending-nya pun membuat kita tersenyum dan bergumam, "ah, lagi-lagi pemimpin Amerika ditampilkan sebagai negara yang seolah-olah 'ramah' dengan warga Muslim."


Ending film ini, kalau tidak hati-hati, penonton akan tergelincir dengan pemikiran bahwa AS tidak sedemikian buruknya dalam isu terorisme. jadinya malah kontradiksi dengan pesan dalam film yang selama hampir tiga jam mencoba menjelaskan bahwa bagaimana sebenarnya Islam dan sosok seorang muslim sejati yang cinta damai, dan bagaimana beratnya warga muslim di AS menghadapi situasi pasca serangan 11 September 2001. Fakta betapa seriusnya pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan AS terhadap orang-orang yang mereka tangkap atas kecurigaan dan tudingan terorisme, seperti yang dialami Khan dalam film itu, seolah bukan persoalan besar dan pupus begitu saja oleh ending yang menampilkan betapa ramahnya presiden AS yang baru terpilih bersedia menerima Khan yang cuma ingin mengatakan "My Name is Khan. I am not a terorist."

Kesimpulannya, My Name is Khan memenuhi ekspetasi saya untuk menonton film yang menghibur dan berkualitas, tapi tidak memenuhi harapan saya bahwa film ini bukan sekedar hiburan, tapi juga memberikan perspektif yang kuat bagi para penontonnya, tentang isu terorisme yang didengung-dengungkan Barat dan komunitas Muslim yang menjadi korban kampanye anti-terorisme Barat. My Name is Khan, seharusnya bisa lebih "nendang" kalau memang ingin mengatakan bahwa "Islam dan Muslim bukan teroris" yang diwakili oleh sosok Khan dalam film itu.

Anyway, akting dua bintang utamanya, Kajol dan Shah Rukh Khan dalam film ini, patut diacungi jempol. Aktingnya hidup banget, terutama Shah Rukh Khan yang harus tampil sebagai sosok yang memiliki sindrom autis.

kreativitas Bollywood mengangkat tema seperti di film ini juga boleh dipuji. Bollywood membuktikan bisa bikin film yang tidak cuma mengekspos kecantikan para bintang filmnya yang nari-nari dan nyanyi-nyanyi di deket tiang atau di tengah taman. Jadi mikir, kapan sineas indonesia bisa mengangkat ide-ide bermutu ke dalam layar lebar seperti halnya My Name is Khan.

Kalau saya sih usulnya, kalau sineas Indonesia mau bikin film setipe My Name is Khan, judulnya bisa jadi  "My Name is Kan, and I am not a corruptor" mumpung lagi panas-panasnya kasus-kasus korupsi di negeri inisecara gitu loh, korupsi itu lebih jahat dari terorisme.


18 comments:

  1. Udah lama pengeeeen nonton film ini, belum kesampean juga, hiks hiks...

    ReplyDelete
  2. saya menikmati nonton film ini, kualitas akting dan penyutradaraan sudah bagus. cuma ada beberapa hal dalam cerita film ini yang musti difilter agar kaum muslim yang nonton tidak terkecoh, ex; masalah pluralism, nikah beda agama(hindu n muslim??), doa bersama di gereja, dan wacana "only good people and bad people in this world?".

    ReplyDelete
  3. belum nonton filmnya. tapi kayaknya cukup menghibur kalau udah kajol ama khan yang maen.. ^_^

    ReplyDelete
  4. yasin20 said
    saya menikmati nonton film ini,
    kualitas akting dan penyutradaraan
    sudah bagus. cuma ada beberapa hal
    dalam cerita film ini yang musti
    difilter agar kaum muslim yang
    nonton tidak terkecoh, ex; masalah
    pluralism, nikah beda agama(hindu n
    muslim??), doa bersama di gereja,
    dan wacana "only good people and
    bad people in this world?".

    Setuju sekali... ^^

    ReplyDelete
  5. udah nonton jg te'... seru koq... tp ya gitu, tetep ada american hero... hehee

    film indonesanya dong... bunda kembar temennya Gayus, tp bukan koruptor *wink

    ReplyDelete
  6. hehehe, iya mbak ... duet ini emang udah pas banget ...

    ReplyDelete
  7. blom nonton, dibilang "abis nonton mata sembab", jadi takut..... takut ikut2an nangis..^_^

    ReplyDelete
  8. Pernah baca, kalo promosi pluralismenya kenceng banget di film ini. Kalo gak hati2 bisa nyuci otak umat islam. Jadi gak pengen nonton deh. :(

    ReplyDelete
  9. Islam mengajarkan, jika kita mendengar sebuah kabar atau informasi, kita harus mengecek dulu kebenaranya, jangan langsung antipati. bagaimana kita bisa memberikan pencerahan dan menjelaskan apa yang menurut kita salah dalam sebuah film kalau kita tidak pernah melihat, untuk kemudian meluruskankannya, kalau memang niat kita ingin berdakwah ...

    menurut saya sih, wajar ajah kalau ada yang beranggapan film ini kenceng promosi pluralismenya, lah yang buat siapa? orang india gitu loh dan settingnya amerika pula ...
    btw, tokoh lelaki muslim di film itu menikah dengan perempuan non-Muslim, bukankah dalam Islam itu dibolehkan?

    sayangnya, sampai detik ini, sineas muslim gak ada yang bisa bikin film bagus, kalaupun ada, produksi Iran, yang oleh sebagian orang muslim (sunni) juga dicap kafir ...hehehehe

    ReplyDelete
  10. saya juga berkongsi harapan yang sama. Moga filem2 kita mampu untuk berperanan bukan sbg medium hiburan semata2 tetapi mampu untuk menyampaikan mesej2 kemanusiaan, pemikiran. Saya percaya sekiranya masyarakat kita sentiasa dihadapkan dengan perkara2 positif, masyarakat kita akan sedikit demi sedikit berubah untuk memiliki budaya yang positif. Sebaliknya jika kita sentiasa dihidangkan dengan perkara2 negatif, moral masyaarakat kita nantinya akan bertukar menjadi negatif.

    Untuk ada2 filem2 seperti produksi filem Iran, kita perlu ada pengarah2 da produser2 filem yang mempunyai akal fikir yang tinggi, memiliki ilmu dan tidak mementingkan pulangan wang semata2..

    ReplyDelete
  11. sebagian ulama membolehkn pria muslim menikahi dengan wanita non muslim, tapi itupun khusus wanita dari "ahlul kitab"(nasrani n yahudi) dan hindu tidak termasuk ahlul kitab.

    ReplyDelete
  12. sebagian ulama membolehkn pria muslim menikahi dengan wanita non muslim, tapi itupun khusus wanita dari "ahlul kitab"(nasrani n yahudi) dan hindu tidak termasuk ahlul kitab. dan hukumnya haram. :)

    ReplyDelete
  13. sebagian ulama membolehkn pria muslim menikahi dengan wanita non muslim, tapi itupun khusus wanita dari "ahlul kitab"(nasrani n yahudi) dan hindu tidak termasuk ahlul kitab. dan hukumnya haram. :)

    ReplyDelete
  14. bedanya apa ahlul kitab dengan non-Muslim (hindu-budha) dll ... apakah perempuan-perempuan nasrani dan yahudi sekarang (misalnya) masih bisa disebut ahlul kitab, secara isi kitab mereka konon sudah banyak menyimpang ...?

    ReplyDelete
  15. bismilah, silahkan dibaca link2 berikut ini, biar penjelasaanya terperinci...:)

    Hukum menikahi non islam?
    http://alhijrah.cidensw.net/index.php?option=com_content&task=view&id=111

    Definisi Ahlu Kitab?
    http://almanaar.wordpress.com/2007/12/09/pengertian-ahl-al-kitab/

    Beda Agama samawi dan agama Ardi?
    http://swaramuslim.net/islam/more.php?id=A5413_0_4_0_M


    mohon maaf kalau kurang berkenan :)

    btw, untuk sineas muslim mungkin kalo dari indonesia, pak dedi mizwar dan penulis musfar yasin bisa diandalkan untuk memajukan dunia perfileman di indo. terbukti karya2 beliau berdua selalu penuh dengan nilai2 dan hikmah. (PPT, Kiamat sudah dekat, Nagabonar, ketika, dan yg terbaru (besok tayang loh:D) "Alangkah lucunya negeri ini") , mudah2han suatu saat mendunia :D

    dan saya juga termasuk penggemar berat film iran, rata2 filmnya sederhana tapi berkualitas internasional, semacam film2nya majid majidi (the song of sparrow, children of heaven,rang e khouda dll)

    maap, cuma pengen share..hehe

    ReplyDelete
  16. @yasin20 ...

    yah, saya tidak tahu apakah dalam konteks sekarang definisi itu masih berlaku atau tidak, terutama definisi ahlu kitab.

    kalau level indonesia sih, kita memang punya sineas muslim yang bagus, meski masih mengangkat isu-isu lokal. Yang saya maksud, yang levelnya sudah mendunia ... :)

    anyway, thanks for sharing and comments

    ReplyDelete
  17. duh penasaran banget pengen nonton..tapi kpn ke bioskopnya ya.. apa nunggu vcd bajakan aja gitu? hehehe..

    ReplyDelete