Thursday, June 26, 2008

Jilbab dan Sepakbola, Kenapa Enggak?

Mumpung lagi pada demam Euro 2008. Di sebuah negara kecil di wilayah Skandinavia, seorang muslimah bernama Zainab al-Khatib membuat bangga Muslim Denmark. Gadis remaja berusia 15 tahun keturunan Palestina ini terpilih untuk memperkuat tim nasional sepakbola perempuan Denmark. Tapi apa istimewanya?

Yang istimewa, karena Zainab tetap mengenakan jilbab. Bisa jadi sekarang dia adalah satu-satunya pemain sepakbola perempuan di dunia yang berjilbab. Zainab menjadi pusat perhatian masyarakat Denmark bukan hanya karena kelihaiannya menggiring bola dan mencetak gol, tapi karena jilbabnya. Apalagi di Denmark kan masih hangat kasus kartun yang menghinakan Rasulullah Saw. Muslim Denmark bahkan akan membawa kasus ini ke pengadilan hak asasi Uni Eropa setelah gugatannya ditolak oleh pengadilan Denmark.

Makanya kemunculan Zainab, muslimah berjilbab yang ikut memperkuat tim nasional sepakbola perempuan Denmark, ibarat setetes air di padang tandus. Masyarakat Denmark sudah sepantasnya membuka mata, bahwa warga Muslim juga memberikan kontribusi besar bagi negaranya.

"Saya melihat diri saya sendiri sebagai seorang Muslim Denmark yang ingin memberikan kontribusi bagi masyarakat dan bangga bisa menjadi wakil negara ini di luar negeri," kata Zainab.

Danish Football Association mengeluarkan ijin bagi Zainab untuk mengenakan jilbab, dan izin itu berlaku jika Zainab harus bertanding dengan tim sepakbola negara lain di luar negeri di seluruh wilayah Eropa. Maklumlah, sejumlah negara Eropa memberlakukan larangan berjilbab.

Berbahagialah Zainab, tetap bisa berjilbab dan menekuni hobinya bermain sepakbola. Banyak muslimah di belahan negara lain yang tidak seberuntung Zainab.

Pada Maret 2007, International Football Association Board (IFAB) menyatakan jilbab dilarang dalam permainan sepakbola dan seorang muslimah berjilbab Kanada dikeluarkan dari tim sepakbolanya karena mengenakan jilbab.

Pada November 2007, seorang anak perempuan berusia 11 tahun, dilarang ikut turnamen nasional Yudo di Kanada, karena ia mengenakan jilbab.

Kemudian, pada Januari 2008, seorang muslimah siswa menengah di AS yang juga atlet lari, dikeluarkan dari kompetisi juga karena mengenakan jilbab.

Padahal terbukti jilbab bukan kendala untuk melakukan aktivitas olahraga, kecuali memang niatnya ingin diskriminatif.

***pic from islamonline

13 comments:

  1. salut bwt zaibnab,sangat membanggakan.

    ReplyDelete
  2. yuks mba len kita maen bola lagi..

    ReplyDelete
  3. dengan jilbab ternyata wanita muslimah bisa tetep exist yaa mbak..:)

    ReplyDelete
  4. semoga melalui Zainab mata dunia lebih terbuka...amin.

    ReplyDelete
  5. jd inget zainab-nya si doel anak sekolahan..malah gak berjilbab...

    ReplyDelete
  6. hijab tidak berartin nggak bisa berprestasi go muslimah...

    ReplyDelete
  7. betul, jilbab bukanlah halangan untuk berprestasi dan mengharumkan nama bangsa di dunia internasional

    ReplyDelete
  8. yuks.... dimana, pasfes lagih .... hihihiiiih ....

    ReplyDelete
  9. kalau pemainnya semua perempuan dan penontonya perempuan smeua, mau deh jadi tim sepakbola juga he he he

    ReplyDelete
  10. berita menarik mbak, ternyata Islam juga bisa main bola, ga hanya bisa pake kekerasan saja..

    ReplyDelete
  11. Salut deh!semoga mata dunia lebih terbuka....dan Islam bukan hal yang menakutkan!

    ReplyDelete
  12. Hebat ya... Mba Lena dapet aja story nya..
    Btw.. karena ganti foto jadi ga ngenalin euy.. :-)

    ReplyDelete