Tuesday, August 12, 2008

Cinta Sejati



Ketika membuka email pagi ini, seorang teman mengirimkan kisah ini. Kisah yang sebenarnya sudah berulang kali saya dengar dan saya baca. Kisah yang begitu menyentuh hati saya dan membuat saya introspeksi diri. Kisah yang membuat saya belajar untuk memahami cinta yang sebenarnya, cinta sejati yang dicontohkan oleh sang kekasih Allah, Rasulullah Muhammad Saw ....  

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya.  Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah sambil membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"

"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah.

Fatimah pun menahan ledakan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut bersama menyertainya. Kemudian dipanggillah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah.

"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.

Tapi itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar kabar ini?" yanya Jibril lagi.

"Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" tanya Rasulullah lagi.

"Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik.Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang.

"Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini," suara Rasulullah bergetar.

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.

"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," jawab Jibril.

Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku," suara Rasulullah makin lirih.

Sesaat kemudian, badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis-shalaati, wa maa malakat aimaanukum - peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu," bisik Rasulullah.

Diluar, pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii, ummatii, ummatiii!" - "Umatku, umatku, umatku ...." itulah ucapan terakhir Rasulullah sebelum akhirnya menutup mata selamanya. Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.

Kini ...  mampukah kita mencintai sepertinya? Mampukah kita mencintai Rasulullah seperti Rasulullah mencintai kita? Bahkan di akhir hidupnya yang beliau ingat adalah nasib umat yang akan ditinggalkannya ...

Allaahumma sholli 'alaa Muhammad wa baarik wa sallim 'alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Sesungguhnya kehidupan dunia itu fana belaka. Tak perlu gelisah apabila dibenci manusia karena masih banyak orang yang menyayangi kita di dunia, tapi gelisahlah apabila dibenci Allah karena tiada lagi yang akan mengasihi kita di akhirat.

Karena ingin berbagi ... semoga bermanfaat.


9 comments:

  1. Kalo baca kisah ini selalu membuat sedih....
    Allahuma Sholli alaa Muhammad wa alaa alii Muhammad ..........

    ReplyDelete
  2. Allahuma Sholli alaa Muhammad wa alaa alii Muhammad .

    ReplyDelete
  3. Allahumma sholli ala Muhammad wa ala alii Muhammad.

    *Benar2 cinta Yg tiada lagi tandingannya*

    ReplyDelete
  4. Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala alii sayyidina Muhammad
    Merinding baca ceritanya..

    ReplyDelete
  5. Akan lebih merinding lagi apabila kita ditanya (di dunia ataupun akhirat) apakah kita sudah memelihara amanat yang diberikan Rasulullah menjelang wafat beliau, yaitu memelihara sholat dan orang-orang yang lemah (miskin, bodoh) diantara kita ini.

    ReplyDelete
  6. shallawat dan salam untuk junjunan rosulullah saw.
    thanks len...walaupun berkali2 ngga bosan bacanya.

    ReplyDelete