Wednesday, July 9, 2008

Buku: Misteri Dibalik Tragedi Pont De L'Alma

Akhirnya, setelah berbulan-bulan, selesai juga saya membaca buku ini. Buku berjudul "The Lady Di Conspiracy" yang ditulis oleh Indra Adil, seorang insinyur pertanian jebolan IPB dan seorang mantan aktivis mahasiswa era tahun 70-an. Buku yang diterbitkan untuk khalayak ramai pada Januari tahun 2007 ini, sebenarnya sudah beredar sejak tahun 2000 lewat "jalur bawah tanah" dan hanya dibaca serta dimiliki oleh kalangan tertentu saja.

Sesuai judul lengkapnya "Misteri Dibalik Tragedi Pont De L'Alma" buku ini mengisahkan tentang peristiwa kematian Puteri Diana. Tapi penulisnya mengajak pembacanya untuk berpikir kritis tentang kemungkinan adanya konspirasi tingkat tinggi dan berlevel internasional dibalik kematian Puteri Diana.  Bahwa, kecelakaan yang dialami sang Puteri bersama kekasihnya Dodi al-Fayed di terowongan Pont De L'Alma, Paris pada 31 Agustus 1997, bukanlah kecelakaan biasa, tapi sudah dirancang sedemikian rupa dengan perencanaan yang matang dengan melibatkan agen-agen intelejen Inggris, Israel, Rusia dan China bahkan kerajaan Inggris sendiri.

Indra Adil menyebut bukunya ini bergenre semi fiksi, dimana kejadian-kejadian yang ia ungkap di buku ini mengacu pada fakta sejarah yang selama ini tersembunyi dan tidak diketahui banyak orang, menyangkut konspirasi-konspirasi dibalik berbagai peristiwa besar yang pernah terjadi di dunia ini. Mulai dari Perang Dunia I, Perang Dunia II, pembunuhan John F. Kenedy sampai terbentuknya negara Uni Sovyet. Siapa nyana, negara yang berbasis komunis itu ternyata hasil rekayasa Amerika Serikat. Negara yang selama masa perang dingin menjadi musuh besar Soviet, sampai runtuhnya komunisme di Sovyet.

Itu cuma sebagian fakta adanya konspirasi besar yang sedang memainkan peran dan mengendalikan masyarakat dunia bahkan sampai saat ini. Konspirasi yang dirancang sekelompok orang yang ingin mewujudkan ambisinya "Membangun Tata Dunia Baru" yang berada dibawah "Satu Kekuasaan Dunia", Pluribus Unum dengan menghalalkan segala cara, termasuk menimbulkan kekacauan dan  menghancurkan perekonomian sebuah negara, termasuk membunuh orang-orang yang dianggap menjadi penghalang ambisi mereka.

Sebagai orang awam, kita mungkin tidak pernah menyadari hal itu. Padahal, kelompok ambisius itu sudah dengan terbuka mengungkapkan keinginannya untuk menjadi penguasa dunia di mata uang satu dollar AS. Di belakang uang itu, tertulis "Annuit Coeptis-Novus Ordo Seclorum" yang artinya "Konspirasi Kita-Membangun Tata Dunia Baru."

Dalam buku ini, penulisnya mengungkap berbagai fakta sejarah tentang keberadaan dan ambisi kelompok tersebut, yang tak lain dan tak bukan adalah kaum Zionis Internasional. Lantas apa kaitannya dengan Puteri Diana?

Dalam buku ini, penulisnya mengungkap kemungkinan-kemungkinan yang menyebabkan Puteri Diana dianggap sebagai tokoh yang dianggap harus "dihabisi". Seperti diketahui, semasa hidupnya Puteri Diana banyak menghabiskan waktu dan tenaganya untuk berbagai aktivitas sosial. Salah satunya adalah keterlibatan Diana dalam kampanye anti-ranjau darat. Kampanye anti-ranjau darat yang dilakukan Diana, dianggap mengancam keberlangsungan industri senjata dan tentu saja ambisi kelompok yang ingin menguasai dunia dengan menggunakan strategi mengobarkan perang dimana-mana.

Hal itu sesuai dengan Protokolat Zionis butir ke-22 berbunyi: “Meletuskan perang dan memberinya—menjual—senjata yang paling mematikan akan mempercepat penguasaan suatu negeri, yang tinggal dihuni oleh fakir miskin.”

Kemungkinan lainnya, yang mencurigai adanya perintah langsung kerajaan Inggris untuk membunuh Diana, terkait hubungan Puteri Diana dengan sejumlah lelaki Muslim-terakhir dengan Dodi al-Fayed- paska perceraiannya dengan Pangeran Charles. Apalagi santer terdengar kabar bahwa Diana bersedia masuk Islam. Kerajaan Inggris tidak senang dengan hubungan itu dan merasa citra kerajaan Inggris akan tercoreng jika Diana benar-benar masuk Islam.

Kesedihan warga dunia atas kepergian Puteri Diana mungkin sudah terlupakan. Namun tragedi kematian Puteri Diana masih menyisakan misteri dan tanda tanya besar. Banyak yang meyakini kecelakaan di terowongan Pont De L'Alma bukan kecelakaan biasa. Keluarga Al-Fayed bahkan percaya agen rahasia dan kerajaan Inggris berada dibalik tragedi itu.

Pengadilan Tinggi London, pada Februari 2008 akhirnya menggelar persidangan kasus kematian Puteri Diana. Namun pengadilan yang menelan biaya enam juta poundsterling dan memicu pro dan kontra itu, tidak mampu menyibak kabut hitam dibalik kematian Puteri Diana, yang oleh sahabat karibnya Elton John dijuluki "the England Rose". Wallahu a'lam bishshawab.

***buat yang seneng novel serius dan tertarik dengan kisah-kisah spionase, buku ini recommended deh, enggak kalah seru dan mendebarkan dengan bukunya Dan Brown "Da Vinci Code" ...

12 comments:

  1. enggak ah, maleess .... hehehe

    *kemaren rapat onlen jadi enggak ....?

    ReplyDelete
  2. hehehe ... yah, aku juga boleh minjem tuh ri, dah dibalikin lagi bukunya :(

    ReplyDelete
  3. wah pengin baca nih..
    sayang udah dibalikin jadi gak bisa pinjem lagi..
    hehehe,,.

    ReplyDelete
  4. hehehe, di toko buku juga kayaknya dah jarang ...

    ReplyDelete
  5. Menurut keterangan pak Indra Adil, buku edisi bahasa Inggrisnya mau dilaunching bln September 2007 kemarin. Tp kok, gak ada beritanya ya. Di Islamic Book Fair maret 2008, aku jg gak liat ada buku ini. Mungkinkah kena sabot, seperti kekhawatiran penulisnya ?!

    ReplyDelete
  6. Wah, kalo beneran dilaunching edisi bahasa Inggrisnya, satu hari terbit, juga bisa langsung hilang dari pasaran tuh li ... :)

    ReplyDelete
  7. Gak pa2 kan, kalo mereka beli ( walau niatnya sabotase ataw buat ngilangin jejak ataw apalah) Abis diborong, terbitin lagi,terbitin lagi.... ampe bosen yg ngeborongin. Apa pikiran begini salah ?!

    ReplyDelete
  8. enggak salah, sama sekali gak salah. betul juga .... li, diilangin, dimunculin, diilangin, dimunculin lagi ... ide bagus ... kecuali mereka dah geregetan terus melarang buku itu beredar ... tapi kebenaran enggak bisa disembunyikan koq ...

    ReplyDelete