Friday, September 14, 2012

[journey] Eksotika Wisata Legenda Sangkuriang



 

(catatan multiply 27 Juli 2010) 

Banyak tempat-tempat wisata di Indonesia yang dilatarbelakangi oleh mitos atau legenda rakyat setempat. Salah satunya adalah lokasi wisata alam Gunung Tangkuban Perahu di utara Kota Lembang, Jawa Barat. Gunung yang masih aktif dan masih terus diawasi oleh Direktorat Vulkanologi Indonesia disebut Gunung Tangkuban Perahu, karena jika dilihat dari kejauhan, bentuk gunung ini ujungnya tidak mengerucut seperti gunung-gunung lain pada umumnya, tapi terlihat datar seperti bentuk perahu yang terbalik.

 

Bentuk gunung yang merupakan salah satu gunung terbesar di Bumi Parahiyangan ini, dikaitkan dengan kisah Sangkuriang, cerita yang menjadi legenda terkenal masyarakat Jawa Barat.  Sangkuriang adalah seorang pemuda yang ingin menikahi seorang wantita cantik bernama Dayang Sumbi.

Betapa terkejutnya Dayang Sumbi ketika mengetahui bahwa
Sangkuriang adalah puteranya sendiri setelah menemukan bekas luka di kepala Sangkuriang. Dayang Sumbi lalu berusaha menggagalkan niat Sangkuriang menikahinya dengan mensyaratkan Sangkuriang untuk membuat perahu yang besar dalam satu malam.

Singkat cerita, dengan upaya yang dilakukan Dayang Sumbi, Sangkuriang gagal memenuhi syarat
itu. Pemuda itu marah lalu menendang perahu yang dibuatnya, hingga perahu itu terpental dalam posisi terbalik. Perahu Sangkuriang inilah yang diyakini kemudian membentuk Gunung Tangkuban Perahu.

Kita tinggalkan legenda yang masih sering diceritakan hingga sekarang.
Yang pasti, Gunung Tangkuban Perahu merupakan tempat wisata alam yang indah, nyaman dan menyenangkan. Menyaksikan pemandangan kawah Gunung Tangkuban Perahu yang menakjubkan, membuat kita makin meyakini kebesaran Allah Swt, Sang Maestro, Maha Pencipta alam semesta. Subhanallah !

Menuju Lokasi

Beruntung, belum bulan Maret kemarin (keingetan baru nulis sekarang ) saya bisa ikut wisata ke Gunung Tangkuban
Perahu yang diadakan sebuah EO (Event Organizer) wisata. Dengan menggunakan bis berukuran sedang, rombongan yang jumlahnya sekitar 20 orang berangkat dari kawasan BNI Sudirman menuju Bandung. Kami menempuh perjalanan lewat Tol Cipularang dengan sekali berhenti untuk memberikan kesempatan buat rombongan yang ingin sekedar membuang hajat kecil.

Di dalam bis, untuk membunuh kebosanan, kami melakukan berbagai permainan supaya antara peserta--seperti saya yang baru sekali itu ikut
EO wisata--bisa saling mengenal dan suasanya jadi bertambah akrab. Ternyata, asyik juga jalan-jalan ikut EO wisata daripada jalan-jalan sendiri. Tambah teman dan yang pasti tambah seru !
Perjalan Jakarta-Lembang ditempuh sekira 3 jam lebih. Menjelang siang,
kami sampai di pintu gerbang menuju lokasi wisata Gunung Tangkuban Perahu. Setelah mengurus pembayaran di loket masuk, bis masih menempuh perjalanan lewat jalan yang berkelok-kelok dan menanjak, sementara di sisi kiri-kanan jalan, terhampar deretan pohon pinus yang sangat tinggi dan berdaun hijau. Rasanya seperti menembus hutan, cuma bedanya, jalan yang kami lalui sudah beraspal mulus. Ini adalah jalan baru menuju Gunung Tangkuban Perahu, untuk mempermudah wisatawan mencapai lokasi Tangkuban Perahu.
Tempat yang kami tuju adalah Kawah Ratu, kawah terbesar di Gunung
Tangkuban Perahu dan paling banyak dikunjungi wisatawan. Untuk mencapai Kawah Ratu, bis yang kami tumpangi berhenti di lokasi parkir dan perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan mobil seukuran angkot yang terbuka sis kiri dan kanannya.  Hanya beberapa menit saja, kita akan sampai ke Kawah Ratu yang terletak di ketinggian 1.830 meter di atas permukaan laut. Sekedar catatan, tinggi Gunung Tangkuban Perahu adalah 2.084 meter.

Di Kawah Ratu

 

Begitu menjejakan kaki di Kawah Ratu, aroma pegunungan sudah terasa. Selain Kawah Ratu, ada Kawah Upas yang letaknya bersebalahan dengan Kawah Ratu, dan Kawah Domas. Sebelum memasuki kawasan Kawah Ratu, kita akan melewati gerbang menuju Kawah Domas yang konon bisa dilihat lebih dekat, bahkan para pengunjung bisa mencoba merebus telur dengan mencelupkan telur itu ke Kawah Domas.
Tapi tujuan kami memang Kawah Ratu. Akhir pekan itu pengunjung lumayan
ramai. Mereka menyaksikan keindahan Kawah Ratu di bibir kawah yang cuma dibatasi pagar seadanya yang terbuat dari kayu. Di tempat ini, pengunjung juga bisa berkeliling dengan naik kuda yang memang disewakan untuk para wisatawan. Para pedagang juga menambah keramaian di lokasi Kawah Ratu.

Ada tiga kawah di lokasi Kawah Ratu yang permukaannya kawahnya berwarna agak kehijauan. Untuk mencapai kawah
yang ketiga, kita haru melalui jalan menanjak yang lumayan bikin pegel. Tapi jangan khawatir, meski terletak di bagian atas, di lokasi ada banyak warung-warung kecil untuk sekedar melepas dahaga dan lapar. Kita bisa gelar tikar sambil duduk santai, ngemil sambil menikmati pemandangan ke arah kawah yang terlihat tenang dan misterius tapi tak mengurangi keindahannya yang membuat mata tak bosan memandang. Kawah-kawah itu dikelilingi oleh sisi-sisi gunung yang menjulang tinggi.
 


Para pengunjung bisa foto-foto bahkan sampai di pinggiran kawah yang melandai dan tekstur tanahnya kasar berwarna putih seperti kerikil. Yang penting, waspada dan hati-hati jangan sampai tergelincir jika ingin foto-foto di bibir kawah.

Di kawah bagian atas, kita bisa menjumpai pepohonan dengan susunan ranting dan cabang yang unik. Penduduk setempat menyebutnya pohon Manarasa. Menurut kepercayaan mereka, daun pohon itu bisa mengobati
diare dan bisa bikin awet muda seperti Dayang Sumbi yang diyakini selalu makan daun dari pohon itu. Believe it or Not !

Fasilitas di Kawah Ratu juga lumayan lengkap. Ada deretan toko souvenir yang lucu dan unik, tempat makan, masjid dan toilet meski sangat sederhana dan pusat informasi.

Bagi mereka yang menyukai wisata alam, Gunung Tangkuban Perahu bisa menjadi alternatif obyek wisata menarik di Jawa Barat, daripada cuma wisata kuliner atau wisata belanja yang cenderung konsumtif.  Jalan-jalan
mendekat dengan alam,  bukan hanya membuat hati dan pikiran kita menjadi bugar, tapi akan lebih menebalkan keimanan kita pada keagungan Sang Pencipta. Selamat jalan-jalan !





1 comment: