Wednesday, August 8, 2012

Menggenggam Dunia, Catatan Seorang Avonturir

Apa yang anda rasakan sehabis membaca buku autobiografi dan biografi seseorang? Semangat dan motivasi. Setidaknya itulah yang saya rasakan setelah membaca buku Menggenggam Dunia, Bukuku Hatiku karya Gola Gong, penulis yang pernah kondang dengan cerita bersambung Balada Si Roy.

Menggenggam Dunia adalah buku autobiografi Gola Gong , berisi perjalanan hidupnya yang penuh lika-liku sebelum akhirnya dikenal sebagai penulis novel yang karyan-karyaya cukup diperhitungkan oleh pecinta buku fiksi di negeri ini. Saya membeli buku ini di acara Islamic Book Fair awal Maret kemarin, karena penasaran pingin tahu isinya setelah membaca postingan tentang buku ini di milis Forum Lingkar Pena. Tadinya, saya berfikir buku ini novel Gola Gong yang baru, tapi ternyata sebuah autobiografi mini.

Apa yang menarik dari buku ini ? Bagi saya yang sudah mengagumi Gola Gong lewat Balada Si Roy nya, setidaknya jadi lebih tahu siapa Gola Gong, siapa bapaknya, siapa emaknya dan peranan mereka dalam kehidupan Gola Gong. Betapa bandelnya Gola Gong waktu kecil, apa yang terjadi dengan (maaf) tangan kirinya yang hilang hingga sebatas siku, kekeraskepalaan, egoisme, keputusassan, hobi berpetualang, kedewasaan dan relijiusnya ( saya pikir setelah ia menikah, hehehe), perhatiannya yang besar terhadap provinsi Banten ( wah, saya sampai geleng-geleng kepala setelah tahu bagaimana kondisi Banten setelah membaca buku ini, Kalau Banten saja sudah sedemikian korupnya, gimana provinsi besar lainnya yah ...) sampai mitos ari-ari yang bikin saya senyam-senyum membacanya.

Tapi, yang paling berkesan buat  saya adalah semangat hidup seorang Gola Gong untuk menjadi 'seseorang' dengan keterbatasan fisiknya dan penghargaannya yang tinggi terhadap buku, serta kebiasaannya menulis dan membaca buku. Sebuah pekerjaan yang beberapa tahun belakangan ini saya lupakan. Menggenggam Dunia seolah mengingatkan kembali bahwa saya harus memulai kembali kegemaran membaca apa saja. Apalagi sebagai seorang Muslim. Membaca selayaknya menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari, membaca baik dalam pengertian yang tersurat maupun tersirat.

Karena perintah pertama yang diturunkan pada Nabi Muhammad Saw membaca, 'Bacalah ...' yang bermakna bahwa Allah Swt menyuruh kita untuk 'membaca' isi dunia.

Lantas apa hubungannya membaca dengan ketrampilan menulis? Di bukunya itu Gong juga menulis, 'Membaca itu, seperti tenaga dalam yang dimiliki para jagoan kungfu di film-film silat, semakin tinggi tenaga dalamnya, semakin hebat ilmu yang dimiliki. Membaca adalah sarana utama menuju ke ketrampilan menulis'.


Thanks banget buat GG karena "Menggenggam Dunia" nya telah  memberikan pencerahan buat saya untuk semangat lagi membaca dan menulis. Hmmmm, pengen juga suatu saat nanti saya bisa 'menggenggam dunia' . semoga ....

No comments:

Post a Comment