Di tengah panasnya pertikaian AS dan Iran terkait program nuklir negara itu, buku Searching Hasan yang di Indonesia judulnya menjadi The Hidden Face of Iran karya Terence Ward memberikan nuansa berbeda. Karena buku ini justru menggambarkan cinta yang besar sebuah keluarga Amerika terhadap negara Iran.
Cinta
keluarga Ward terpaut pada Hasan, seorang Iran yang bekerja sebagai
juru masak keluarga ini, ketika mereka tinggal di Iran pada masa
pemerintahan Shah Reza Pahlevi. 10 Tahun keluarga ini tinggal di Iran,
sampai akhirnya harus kembali ke AS pada tahun 1969.
Waktu 10
tahun ternyata meninggalkan kenangan yang begitu membekas bagi keluarga
Ward, terutama sang ibu, Donna. Kenangan manis tentang Iran dan keluarga
Hasan tak pernah hilang dari keluarga Ward, meski sudah berpuluh-puluh
tahun mereka tinggal di AS. Hasan dianggap sebagai Bapak Persia bagi
anak-anak Ward.
Akhirnya setelah 30 tahun berlalu, ketika
anak-anak Ward sudah tumbuh dewasa dan hidup terpisah, sang ibu
melontarkan ide kembali ke Iran untuk mencari Hasan dan keluarganya.
Setelah terjadi pertentangan, keluarga ini pun sepakat pergi ke Iran
untuk menemukan Bapak Persia mereka kembali. Perjalanan ini boleh
dibilang "nekad" karena mereka hanya berbekal foto lama Hasan dan
keluarganya serta nama desa asal Hasan di Iran.
Petualangan
mencari Hasan pun dimulai. Sang Ibu, begitu yakin akan bertemu kembali
dengan Hasan Keluarga ini harus melewati pegunungan, lembah, gurun dan
salju. Pada satu titik mereka merasa putus asa, karena ternyata
menemukan Hasan di Iran bukan perkara gampang. Di titik lain, harapan
untuk bertemu kembali dengan Hasan kembali memicu semangat keluarga
Ward.
Dalam buku ini, Terence Ward, salah satu putera keluarga
Ward yang menulis buku ini bukan hanya menggambarkan perjalanan dan
petualangan mereka yang seru, tapi juga mengungkap banyak informasi lain
tentang Iran; sejarah, budaya, tempat-tempat bersejarah dan masyarakat
Iran yang hangat. Jauh dari gambaran buruk yang selama ini disebarkan
negara-negara Barat.
Lewat buku ini, Ward bukan hanya
mengeksplorasi khasanah tradisi Iran, dan posisinya di tengah
negara-negara tetangganya di Timur Tengah, tapi nampaknya juga ingin
mengatakan bahwa Iran tidak "seseram" yang selama ini dipropagandakan
musuh-musuh Iran, terutama AS.
Yang jelas, setelah membaca buku ini, saya jadi kepengen banget jalan-jalan ke Iran...kapan yah ...
catatan: tulisan ini saya buat di mp pada 13 November 2007, Alhamdulillah, keinginan berkunjung ke Iran kesampaian lima tahun kemudian .... pada 5-14 Juli 2012. Subhanallah, Allahu Akbar !
No comments:
Post a Comment