Wednesday, August 8, 2012

Teka-Teki Kematian Putri Diana


Dua pekan ini betul-betul pekan Putri Lady Diana buat saya. Gimana enggak, selama dua pekan ini saya koq seperti dibawa ke masa lalu, ketika Putri cantik itu masih hidup dan saya seperti diajak mengenang kembali saat berduka ketika The England's Rose  itu diberitakan meninggal dunia akibat kecelakaan mobil di Paris.

Pertama, secara tidak sengaja, waktu mencet-mencet remote control tv, di Metro TV saya lihat dua putera Putri Diana, Pangeran William dan Harry. Oh, ternyata itu tayangan wawancara dengan mereka. Karena saya memang nge-fans sama ibunya, jadilah saya tonton sampe habis wawancara itu. Lumayan menarik, saya langsung mendengar bagaimana pandangan dan perasaan dua putera Putri Dia itu tentang ibu mereka.

Seminggu kemudian, teman saya sms. Ngajak datang ke pengajian karena akan membahas tentang buku berjudul Lady Diana Conspiracy bersama pengarangnya Indra Adil. Wah, koq Lady Diana lagi yah, gumamku dalam hati. Dan hari Minggu kemarin, saya pun menyempatkan datang ke pengajian itu.

Nah, malamnya, saya kebetulan nonton Metro TV dan lagi-lagi saya nonton tayangan tentang kisah Lady Diana (judulnya lengkapnya lupa, yang saya ingat cuma Lady Diana, In the Name of Love ...bla...bla...bla). Tentu saja saya enggak melewatkan tayangan itu, sambil mikir, "Tumben nih Lady Diana melulu."

Besoknya, di kantor iseng-iseng browsing ke google dengan kata kunci Lady Diana dan disitu ada artikel kronologis kecelakaan mobil yang merenggut nyawa Sang Puteri. Barulah saya "ngeh" (entah ada hubungannya atau enggak") oalahhh, ternyata tanggal 31 Agustus besok tepat 10 tahun kematian Princess Diana. Pantesan ....

Ada sebagian orang yang tidak yakin bahwa kecelakaan yang dialami Diana adalah murni kecelakaan karena kelalaian sang sopir. Teori-teori konspirasi dan spekulasi pun berkembang. Waktu diskusi buku dengan Indra Adil kemarin, beliau ternyata punya pandangan lain tentang tewasnya Lady Diana, yang ia tuliskan dalam bukunya Lady Diana Conspiracy. Intinya, Pak Indra ini, begitu kita memanggilnya, mencoba menganalisa bahwa ada unsur "kesengajaan" untuk membunuh Lady Diana. Pertanyaan besarnya, mengapa Lady Diana dibunuh dan siapa pembunuhnya?  

Seorang teman saya yang juga ikut datang dalam diskusi buku kemarin bilang, "Selama ini aku mengira ia dibunuh oleh intelijen Inggris bekerjasama dengan intelejen Perancis, karena pihak istana Inggris khawatir Diana akan masuk Islam kalau sampai menikah dengan Dody Al-Fayed. Jika ini terjadi, akan sangat memalukan keluarga kerajaan dan gereja Anglikan."

Tapi dari uraian Pak Indra kemarin, tersirat bahwa Putri Diana kemungkinan dibunuh karena aktivitasnya antara lain dalam kampanye anti-ranjau darat. Seperti diketahui, Putri Diana memang sangat aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Kata Pak Indra, setelah organisasi anti-ranjau darat mengajak Putri Diana menjadi salah satu campaigner, negara-negara yang bersedia menandatangani Traktat Ottawa untuk tidak menggunakan ranjau darat meningkat drastis, dari yang tadinya hanya 30 negara menjadi 65 negara dalam waktu satu tahun saja.

Situasi ini, ternyata membuat negara-negara yang selama ini jadi produsen senjata dan peralatan perang seperti China dan Rusia dan utamanya AS serta Israel  ketar-ketir. Yang pasti pabrik-pabrik senjata menderita kerugian karena produk ranjau darat mereka jadi tidak laku, atau paling enggak penjualan ranjau darat nya menurun, karena banyak negara yang tidak mau menggunakan ranjau darat lagi. Keempat negara itu juga diketahui tidak ikut menandantangani traktat Ottawa.

Ada yang bisa nebak, siapa diantara keempat negara itu yang punya potensi besar terlibat dalam "konspirasi pembunuhan" Diana? Yang jelas, setelah Putri Diana wafat, negara-negara yang bersedia tidak lagi menggunakan ranjau darat makin bertambah menjadi 125 negara.

Benarkah ada konspirasi dibalik kematian Diana? Wallahualam. Yang jelas dunia mengingat Putri Diana bukan karena kecantikannya, tapi karena pesonanya sebagai Puteri yang dekat dengan rakyat kecil.

Puteri Diana, bersama kekasihnya Doddy al-Fayed tewas pada peristiwa kecelakaan tragis di terowongan Place de I'Alma, Paris. Mobil Mercedez Benz S-280 warna hitam milik hotel tempat Puteri Diana dan Doddy menginap, menghantam pilar di terowongan itu, setelah sopirnya bernama Henri Paul, yang belakangan (konon) diketahui dalam keadaan mabuk berat, memacu mobil Mercedez itu dengan kecepatan 200 kilometer per jam untuk menghindari kejaran para paparazzi.

Kecelakaan terjadi hari Sabtu tanggal 30 Agustus 1997. Kekasih Diana, Doddy al-Fayed dan si sopir tewas di tempat. Sedangkan Putri Diana sempat dibawa ke rumah sakit di Paris. Namun upaya keras para dokter di rumah sakit de La Pitie-Salpetriere untuk menyelamatkan Diana gagal. Hari Minggu, 31 Agustus 1997, pukul 04.00 dinihari waktu setempat atau sekitar pukul 09.00 wib, pihak rumah sakit mengumumkan bahwa Princess of Wales itu meninggal dunia.  Dunia pun tersentak, bukan hanya rakyat Inggris yang menangis, tapi semua orang di dunia yang mengenal dan mencintai sosok Putri Diana. 

Goodbye England's rose
May you ever grow in our hearts
You were the grace that placed itself
Where lives were torn apart

(Elton John)

*from mp, 28 Agustus 2007

2 comments: