Friday, August 17, 2012

Sehari Bersama Ibu Hamas




Jumat malam, ditelpon sama Mbak Atie, temen kerja di kantor. Nawarin, mau ikut ke Bandung enggak nemenin tamu dari Palestina karena kebetulan tamunya perempuan. Kebetulan Sabtu enggak ada acara kemana-kemana, saya iyakan ajakan itu.

Akhirnya Sabtu pagi, di tengah hujan lebat kami bertemu dan langsung menuju tempat menginap tamu dari Palestina itu di hotel Sultan. Saat itu saya masih blank, dengan tamu dari Palestina ini, yang saya tahu namanya Nadia, istri salah seorang petinggi Hamas. that's it. Ummi Nadia, begitu saya memanggil beliau setelah bertemu, akan ke Bandung menghadiri acara yang tentu saja berkaitan dengan Palestina.  

Agak suprise juga ketika saya tahu bahwa Ummi Nadia ini ternyata istri dari Mousa Abu Marzuk, ketua biro politik Hamas setingkat sekjen.Buat orang lain mungkin enggak ada istimewanya, tapi buat saya bertemu dengan anggota keluarga Abu Marzuk setengah tidak percaya. Saya yang hampir setiap hari bergelut dengan berita Palestina, sering mengetikkan nama Abu Marzuk dan memuat fotonya untuk keperluan berita. Tapi hari itu, saya bertemu langsung dengan istri dan putera beliau bernama Muhammad. Subhanallah, hidup memang terkadang penuh kejutan.  

Sehari bersama Ummi Nadia, saya jadi lebih tahu bagaimana kehidupan sebuah keluarga pejuang Palestina, terutama Hamas yang bersama jutaan rakyat Palestina lainnya terusir dari tanah airnya sendiri akibat penjahahan Israel. Mereka tidak diizinkan pulang ke tempat kelahiran mereka di Palestina. Saya kagum dengan keluarga Ummi Nadia yang well-educated dan memengang teguh ajaran Islam.

Ummi Nadia juga mengungkapkan kisah-kisah keajaiban yang dialami rakyat Palestina dalam melawan penjajahan dan penindasan Israel yang tidak banyak diketahui dan diungkap media massa. "Semuanya karena pertolongan Allah, Al-Quran adalah sumber kekuatan kami," begitu kata Ummi Nadia yang juga menceritakan bagaimana cara dan taktik perjuangan Hamas serta kecanggihan mereka membuat terowongan-terowongan di bawah tanah. Tentu saja ada bagian-bagian yang off the record demi keselamatan dan keamanan para pejuang di sana.     

Sehari bersama Ummi Nadia, meninggalkan kesan tersendiri buat saya. Membuat saya berintrospeksi dan mengukur diri bahwa segala kesulitan dan ujian yang saya alami, enggak ada seujung kuku pun jika dibandingkan dengan ujian dan kesulitan yang dialami rakyat Palestina di bawah keganasan rezim Zionis Israel, terutama kehidupan para perempuan dan istri-istri pejuang, yang membuat saya termotivasi untuk lebih menebalkan iman, lebih mendekatkan diri dan berserah diri pada Illahi.

Dukungan kita terhadap perjuangan rakyat Palestina tidak cukup hanya dengan aksi unjuk rasa atau boikot produk AS-Zionis saja, tapi harus disertai dengan keimanan dan ketaqwaan yang tinggi. Karena dengan keimanan dan ketaqwaan itulah, Allah akan mengabulkan doa-doa kita untuk rakyat Palestina.  

terima kasih Ummi, buat semua inspirasi dan pengalaman yang telah dibagi ... sehingga pagi ini, ibarat batere yang baru di-charge saya melangkahkan kaki dengan semangat lagi ...     

* Multiply 8 Februari 2009

No comments:

Post a Comment