Monday, August 13, 2012

[ Journey to Hajj ] Selamat Datang di Mekkah


 
Setelah menunggu beberapa jam di terminal haji bandara King Abdul Aziz, akhirnya bis yang akan membawa saya dan rombongan ke Makkah tiba. Sebuah bis seukuran bis antar kota antar propinsi yang berpendingin udara, cukup nyaman. Kami semua yang sudah kelelahan satu per satu naik ke dalam bis. Tak berapa lama, bis pun melaju tenang di atas aspal yang lebar dan mulus.

Jarak Jeddah-Makkah sekitar 50 mil. Sepanjang perjalanan, pemandangan yang kami lihat cuma gurun yang luas dan gersang dengan bukit-bukit batu yang kokoh. Sebagian penumpang ada yang tertidur lelap, sementara saya dan beberapa penumpang lainnya, tak ingin kehilangan momen dan menikmati perjalanan sambil memandang gurun pasir yang seolah tak bertepi. Subhanallah.

Hari sudah gelap ketika bis yang kami tumpangi berhenti di depan sebuah bangunan bertingkat. Saya pikir bangunan itu adalah rumah yang merangkap kantor. Kata pemimpin rombongan, itu adalah rumah muassasah, pihak yang akan mengurusi katering dan pondokan rombongan kami selama berhaji. Kami menunggu di dalam bis selama beberapa menit. Lalu seorang laki-laki tinggi besar berwajah Arab dan mengenakan gamis serta penutup kepala khas Arab berwarna putih naik ke atas bis. Beliau mengucapkan salam dengan ramah, dan menyampaikan selamat datang dengan bahasa Indonesia yang sangat lancar ...

Laki-laki itu mengaku bisa berbahasa Indonesia karena ia sebenarnya asal Sulawesi dan sudah bertahun-tahun membuka usaha mengurusi jamaah haji di Saudi. Oh ...pantesan, keturunan Arab mungkin atau karena kelamaan di Arab jadi wajahnya mengikuti lingkungan sekitar ...

Setelah berbasa-basi sebentar dan berpesan agar kami semua menjalankan ibadah dengan serius dan khusyuk, Muasassah mengucapkan selamat jalan dan turun dari bis kami. Ia membekali kami dengan sekantung makanan, yang isinya sebuah roti, empat buah kurma dan sari buah dalam kotak (kayak buah vita gituh ). Dan ternyata setiap saya mendapat bekal kantong makanan selama berhaji, isinya nyaris sama, roti, kurma dan sari buah dalam kemasan kotak. So, kalau rajin ngumpulin kurma-kurma itu, selama sebulan bisa dapet berkilo-kilo kali, jadi enggak usah beli kurma lagi buat oleh-oleh

Selama berhaji pula, saya tiba-tiba doyan kurma. Tepatnya dipaksain doyan dan karena bujuk rayu ibu Erna, teman satu rombongan yang juga istri bos saya di kantor. Kata bu Erna, kurma itu bagus buat kesehatan dan supaya tetap fit selama menjalankan ibadah (taela ... ibu ...). Padahal kalau di tanah air, enggak pernah doyan sama yang namanya kurma.

Perjalanan dilanjutkan kembali. Hari sudah makin gelap. Saya sempat beberapa kali tertidur, bangun lagi, tidur lagi. Menjelang perbatasan kota Makkah, ada tanda yang menyatakan agar non-Muslim mengambil jalur keluar. Karena non-Muslim memang dilarang masuk ke tanah suci.

 
Kira-kira jam 21.00 waktu Saudi, kami mulai melihat cahaya-cahaya lampu kota Makkah. Kami sudah memasuki kota dan bis kami berhenti di depan hotel tempat kami menginap .... Saya masih belum 'ngeh' dengan masjidil Haram, karena diminta cepat-cepat membawa barang-barang ke kamar, kemudian diminta turun lagi untuk segera melakukan tawaf Qudum atau tawaf salam atau tawaf selamat datang .... karena kita baru tiba di tanah Makkah.

Setelah diberi pengarahan oleh pimpinan rombongan. Kami semua segera menuju Masjidil Haram lewat pintu samping hotel. Begitu keluar hotel, di hadapan kami sudah nampak Masjid yang menjadi tempat suci pertama bagi umat Islam itu. Saya tertegun melihat masjid yang megah, dan terlihat begitu indah diterangi cahaya-cahaya lampu yang bersinar terang dan pendarannya memantulkan sinar kemilau. Di dinding masjid, terdapat jam digital berukuran besar, menunjukkan pukul 21.30. Saya lihat suasana masjid malam itu cukup ramai tapi belum begitu padat.

Angin gurun yang mulai dingin menyusup. Sambil masih tertegun-tegun, saya dan rombongan berjalan memasuki masjid sambil tak henti-hetinya menyebut asma Allah. Masih tak percaya rasanya, orang seperti saya bisa sampai ke masjid ini. Ada yang bergetar dalam hati ini, tiba-tiba saya merasa kecil dan tidak ada apa-apanya. Betapa tidak sepadannya ibadah yang selama ini saya lakukan dibandingkan dengan karunia Allah yang begitu besar ... bahkan Ia memberi apa yang tidak aku minta ... Astagfirullah, ampuni hamba ya Allah, doa saya sambil menahan air mata yang mulai menggenang di pelupuk mata.

Memasuki masjid, hati saya makin gerimis, kerongkongan saya tercekat tak tahu harus berkata apa, dada saya terasa sesak menahan perasaan haru yang memuncak, melihat kumpulan manusia yang berkeliling sambil menyebut kebesaran Allah, di tengah mereka ... itulah Ka'bah. Bangunan yang diselimuti kain hitam berbau wangi ... yang menjadi acuan arah salat umat Islam sedunia

Selama ini tak pernah terlintas sedikit pun saya akan melihat Ka'bah dengan mata kepala sendiri, Ka'bah yang cuma saya lihat di gambar-gambar itu tak penah sedikit pun menyentuh hati saya untuk bercita-cita melihatnya langsung. Tapi malam ini ... saya seperti bermimpi melihat Ka'bah berdiri dengan anggunnya di tengah lautan manusia yang mengelilinginya, sinar lampu yang tepat menyorot ke tengahnya, membuat suasana menjadi begitu syahdu, laksana cahaya surga. Subhanallah ...

Betapa saya merasakan kedamaian yang tidak bisa saya terjemahkan dengan kata-kata. Damainya tempat ini. Sebuah tempat di dunia  yang begitu damai dan indah, tempat berkumpulnya tamu-tamu Allah. Tempat semua orang berserah diri dan mengharapkan ridha Allah, tempat dimana doa-doa diijabah, tempat beribadah yang tak putus-putus ....

Pahamlah saya, mengapa setiap orang yang pernah kesini selalu ingin kembali lagi. Terimakasih, ya Robbi, atas kesempatan yang Engkau beri, ijinkanlah suatu saat ini hamba bisa kembali lagi ....

2 comments:

  1. Membaca catatan sis len, buat saya semakin rindu membuak2 untuk kembali ke kota Makkah. Semoga Allah meluaskan rezeki saya, melapangkan masa saya, memberi saya kesihatan, juga mempermudahkan saya untuk kembali ke sana lagi pada tahun 2013. Amiiiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. aamiin ya rob alamin .... saya pun punya keinginan yang sama, semoga Allah mencatat dan mengabulkan harapan-harapan kita ... tetap semangat sis Akmaliza ... terimakasih sudah menyempatkan membaca ...

      Delete