Wednesday, August 15, 2012

[ Journey to Hajj ] Dan Langit Arafah pun Ikut Bertasbih




Hari itu,  tanggal 9 Dzulhijjah 1422 H ...

Bertepatan dengan hari Kamis, 21 Februari 2002 menjadi puncak ibadah haji dimana seluruh  jamaah haji dari seluruh dunia  berkumpul di Arafah untuk melaksanakan Wukuf, yang artinya hadir dan berada di Arafah pada waktu tertentu antara waktu Dzuhur dan Ashar.


Saat-saat wukuf, menjadi saat-saat yang emosional, karena saat inilah para jamaah haji mengkondisikan dirinya untuk berkonsentrasi lebih mendekatkan dirinya pada Allah. Saat inilah setiap orang melakukan perenungan diri atas kebesaran Allah dan atas segala apa yang telah dilakukan sepanjang hidupnya, sudahkah kita memiliki bekal yang cukup untuk di akhirat nanti, mampukah kita mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita nanti, sudahkah kita menjadi semua perintahNya dan menjauhi semua laranganNya ....

Saat wukuf ... untaian doa dipanjatkan, dosa-dosa dibentangkan, untuk memohon ampunan atas semua kesalahan dan kealpaan serta berharap ridha yang tak berkesudahan. Betapa kecilnya manusia ditengah segala ciptaanNya ... namun tanpa sadar kita sering berlaku sombong di hadapanNya ...  Ampuni kami ya Allah, maafkan kebodohan kami ya Robbi ....

Tak ada sepatah kata yang terucap siang itu, setiap orang tenggelam dalam doa dan permohonannya masing-masing pada Allah disertai tetesan air mata dan isak tangis ...

Saat wukuf di Arafah adalah gambaran Padang Mahsyar ketika hari akhir tiba. Dimana pada saat itu manusia dibangkitkan dan dikumpulkan tanpa membawa apapun yang telah dikumpulkannya di dunia, selain amal dan ibadah yang menjadi penentu dimana manusia akan tinggal selanjutnya ... siapkah kita menghadapinya?

Bayangan Padang Mashyar yang luas pun terbayang di pelupuk mata saya
ketika melihat kumpulan manusia  saat wukuf semuanya berpakaian serba putih bahkan sampai ke atas-atas bukit-bukit sehingga seperti titik-titik putih dari kejauhan ...

Allah sangat memuliakan hari wukuf Arafah dan pada hari itu Allah mendekat pada setiap orang yang wukuf untuk mendengarkan doa dan keluhan mereka. Pada hari itu Allah memanggil para malaikat untuk membanggakan hambaNya, seperti perkataan Rasulullah Muhammad Saw;


” ... Ia (Allah) mendekat kepada orang-orang yang di Arafah. Dengan bangga ia bertanya pada para malaikat, apa yang diinginkan oleh orang-orang yang sedang wukuf itu?”

Padang Arafah menjadi tempat yang memiliki makna tersendiri bagi umat Islam karena disinilah Adam dan Hawa bertemu. Karena disinilah Rasulullah menyampaikan khutbah yang terakhir dan tak lama setelah itu beliau wafat, dikenal sebagai khutbah wada’ atau khutbah perpisahan. Pada saat itu pula Allah menurunkan surat al-Maa’idah ayat tiga yang berbunyi;


”... pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmatKu dan telah Ku-ridhai Islam menjadi agama bagimu ...”

Siang itu langit Arafah berwarna biru terang, matahari memancarkan cahayanya yang teduh seakan ikut bertasbih memuji kebesaranNya bersama kami. Subhanallah ... tak pernah rasanya saya merasakan kedamaian seperti ini, semoga wukuf ini betul-betul menyempurnakan haji kami ... 

No comments:

Post a Comment