Wednesday, August 15, 2012

Surat-Surat dari Masa Lalu



Surat-surat itu saya temukan di sebuah kantong plastik, terselip diantara tumpukan-tumpukan buku di dalam laci meja belajar saya. Surat-surat itu bercampur dengan tumpukan surat lainnya yang dikirim oleh teman-teman saya. Dari sekian banyak surat yang usianya sudah tahunan itu, surat-surat itulah yang usianya paling tua. Tapi tulisannya masih jelas terbaca.

Surat-surat itu adalah kenangan remaja saya. Kala itu, lagi populer cerita bersambung Balada si Roy yang dimuat di majalah Hai. Dan tentu saja, pengarangnya, Gola Gong (Herri Hendrayana Harris) jadi ngetop berat di kalangan anak-anak remaja, termasuk saya. Waktu itu, Gola Gong dikenal bersama dua orang temannya, Rys Revolta dan Toto St Radik. Tiga Serangkai, begitu Gola Gong menyebutnya.

Saya lupa, darimana saya dapatin alamatnya Gola Gong, yang jelas, seperti kebiasaan anak-anak remaja jaman saya pada masa itu  (gak jauh beda sih sama ABG jaman sekarang), pasti deh kirim surat sama idolanya. Nah, begitu saya tahu alamatnya, saya coba-coba kirim surat. Dan surprise ... !!! surat saya dibales, ketika saya sudah merasa hopeless nunggu balesannya setelah berminggu-minggu. Yang bales Toto St. Radik, pake mesin ketik, ukuran kertasnya juga mini banget, kira-kira setengah halaman polio. Ada dua surat balesan dari Gola Gong dan kawan-kawan, kedua surat itu tulisannya masih jelas terbaca (mungkin karena menggunakan mesin ketik), dan selalu membuat saya senyum-senyum kalau membacanya kembali.







Surat tua lainnya, yang kondisinya masih baik adalah surat dari penyanyi Philipina Jose Mari Chan. Saat saya remaja dulu, penyanyi ini populer banget di Indonesia dengan lagunya Beautiful Girl. Saya dapet alamat Jose Mari Chan secara tidak sengaja dari majalah Hai. Dasar iseng, saya coba-coba lagi kirim surat sama beliau, waktu itu sih alasannya sekalian ngelancarin bahasa Inggris.hehehe.


Eh.... tanpa diduga, Jose Mari Chan membalas surat saya. Surat balasannya ditulis dengan tulisan tangan pula. 

Ada tiga surat balasan dari Jose Mari Chan, dua surat biasa dan satu photo yang dibelakangnya ada tulisan beliau. Lagi-lagi, saya senyum-senyum membaca kembali surat-surat lawas itu. 


Tak terasa, surat-surat itu sudah berusia lebih dari 23 tahun! Bisa dibilang, inilah sisa-sisa kenangan remaja saya yang masih ada. Rasanya, saya masih akan menyimpannya terus, karena buat saya kenangan-kenangan itu sangat berharga.

Ada beberapa surat lain dari sahabat-sahabat di Mesir dan Pakistan. Semuanya masih tersimpan rapi. Saya senang melihat tulisan-tulisan tangan mereka dan membaca isi suratnya, membuat saya teringat kembali kenangan-kenangan indah di masa lalu.

Saya masukkan kembali "harta karun" itu ke kantong plastik dan saya letakkan dengan rapi di dalam laci. Suatu saat, saya akan membacanya kembali ....





*repost from multiply

No comments:

Post a Comment